Selasa, 18 Desember 2012

WPAP Pertamaku with Kombih :*

Assalamu'alaikum,

Aloha teman,
Saya mau berbagi cara membuat WPAP yang simple.
Cocok untuk teman-teman yang masih newbie seperti saya
Sebetulnya tidak terlalu rumit, yang terpenting adalah kita memiliki basic pengetahuan mengenai Photoshop atau Adobe Illustrator.
Disamping itu kita juga harus pintar meng’mix and match warna.
Dan yang terakhir adalah seni line art J

Dan inilah sedikit tutorial WPAP yang sangat mudah....
tp ini dikit ilmu walau belum bisa di bilang ini Bagus..... cekidot

1. Pilihlah object yang akan kita buat WPAP nya. Pastikan objek tersebut gampang di kenali karena factor tersebut yang nantinya menjadikan bantuan kit dalam membuat WPAP menjadi lebih mudah di tangkap karakternya.
  
2. Lalu buat Layer baru di atas Layer Utama, gunakan untuk mentracing (menjiplak) Gambar asli dari Photo Objek yang ingin kita WPAP kan.

3. Untuk memudahkan anda, buatlah palet2 warna sesuai keinginan anda sendiri. Atau jika anda belum membuat palet tersebut, di Software Ai ada palet2 dari macam2 warna. Pilih kolom Color Giude, lalu klik kotak dibawah kiri akan muncul tampilan seperti di bawah lalu pilih Color Books. Disini saya menggunakan PANTONE SOLID TO PROCESS EURO. Tapi anda bias memilih palet yang menurut anda warnanya menarik.

4. Buatlah Facet2 dari bagian yang mudah dikenali karakternya seperti mata dengan PEN TOOLS. Lalu warnai dengan warna yang sesuai yang anda inginkan



5. Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat WPAP yaitu Teliti setiap tumpukan2 Facet yang anda buat, sebisa mungkin tegas dalam arti lurus agar terlihat rapi tidak bergelombang yang nantinya seperti bidang KURVA. Ingat WPAP tidak boleh ada KURVA jangan lupa jika setelah membuat facet berikutnya gunakan Ctrl+Shift+[. Gunanya untuk menarik kedalam facet yang berikutnya di buat.

6. pada saat membuat facet terkadang warna menutupi Object kita, maka gunakan (/) pada keyboard anda gunanya membuat hilang layout warna agar tracing mudah dilakukan. Sekali lagi upayakan garis2 lurus pada facetnya.
7.Jika ingin mengembalikan warna yang tadi teerlihat menggunakan tombol (/) pada keyboard, anda cukup menekan tombol koma (,) pada keyboard anda. Maka munculah warna yang tadi anda hilangkan.            
8. Lanjutkan dengan menumpuk facet2. Jangan lupa gunakan (Ctrl+Shift+[) pada keyboard anda.Maka akan terlihat rapih.  
9. Agar terlihat rapi upayakan meleset seperti dibawah disesuaikan setiap sudutnya. Dengan menggunakan DIRECT SELECTION atau menekan (A) lalu tekan dua kali pada sudut yang ingin dipindahkan. Ingat dua kali agar facet nya tidak bergeser semua..

10. Dengan membentuk karakter object seperti mata, hidung, bibir dan bentuk wajah, ditambah rambut karakter tersebut akan lebih mudah terlihat siapa orang yang kita gambar. Lalu bagian berikutnya kita penuhi bidang facet pada wajah.
Selamat Mencoba.. J




Ini tehnik pengenalan Karakter loh....

Dan komen dari kombih adalah :

Senang sekali ketika rasa penasaran saya akan membuat WPAP berhasil.
Thanks kombih untuk pujiannya :*
 
Wassalamu'alaikum,
Zily

Kamis, 13 Desember 2012

The Story of Our Journey : Video untuk Bih


Video untuk kombih :')

To : My Future

Assalammu'alaikum Wr. Wb....

Apakabar calon suamiku? Bagaimana keadaanmu sekarang ini? Aku berharap di manapun kau berada, kebahagiaan serta rahmatNya selalu menyertaimu.

Calon suamiku, ...

Di mana Engkau sekarang? Aku selalu setia menantimu, begitupun saat usiaku jelang duapuluh tahun lewat. Setiap usai shalat aku berharap pada Yang Kuasa untuk mengakhiri penantianku ini. Setiap malam, aku selalu menanti pagi, akankah engkau segera datang menjumpai. Mengajakku meniti jalan ilahi untuk mengayuh hidup menguatkan tekad untuk terus menjalankan titahNya juga Sunnah RasulNya.

Wahai calon suamiku, ...

Apa yang beratkan langkahmu untuk menjumpaiku? Apa yang sedang kau lakukan sekarang ini? Mencari rupiah demi rupiah sebagai ongkos agar kita dapat mengayuh bahtera itu bersama? Berapa besar ongkos itu? Berapa jumlah rupiah yang akan engkau cari? Bahtera seperti apa yang ingin kau tumpangi? Ekonomi, standar, atau eksekutif?

Tak soal buatku, bahtera apa yang akan kita kayuh, toh yang penting untukku kita akan menjalani semua itu dengan keikhlasan yang amat sangat. Tak perlu risaukan berapa rupiah yang kau miliki saat ini. Berapapun jumlahnya, aku selalu akan menerimamu. Asal rupiah yang kau dapatkan bukan dari jalan tak kau ketahui dari mana asalnya.

Terkadang aku takut menghadapi masa kini yang rumit. Aku takut terjatuh lagi, yang akan membuat mu kecewa. Sejujurnya aku lebih membutuhkan mu saat ini. Membimbing aku yang terombang ambing dalam kubangan lumpur. Tapi mungkin Allah punya jalan lain. Mengharuskan ku berusaha sendiri melindungi diriku dari segala godaan kehidupan yang modern ini. Menjaga kesucian hingga kau menjemputku. Terkadang aku resah. Emosiku tidak stabil. Kini aku mencintai seseorang. Apakah dia engkau wahai calon suami ku? 

Wahai calon suamiku...

Apa yang sedang kau lakukan hingga kau menunda untuk bertemu dengan ku? Apakah ada amanah lain yang harus kau tunaikan? Seberat apa amanah itu? Aku ingin mendampingimu. Menemanimu menunaikan amanah itu bersama-sama.

Calon suamiku yang selalu ku nanti,...

Di mana kau sekarang? Apa yang kau lakukan saat ini? Aku selalu berdoa agar di mudah kan nya langkahmu untuk mencapai cita-cita dan asa yang kau inginkan. Allah punya rencana untuk menunda mempertemukan kita sekarang ini karena Ia sedang mempersiapkan kita untuk menghusung amanah yang jauh lebih berat. Ia ingin kita lebih matang merenda hari esok seperti yang kita harapkan nantinya.

Calon suamiku,...

Siapapun yang Allah berikan untuk mendampingi hidupku, Aku akan selalu menantimu. Aku percaya Allah Yang Terkasih punya rencana yang terbaik untuk menyusun rencana hidupku juga hidupmu. Semoga kau disana sedang memperkuat iman mu. Mencukupkan bekal mu untuk menuntunku hingga di kehidupan abadi.


Calon suamiku,...

Kapan engkau datang? Aku akan tetap setia menantimu. Jaga dirimu baik-baik yah… Setiakan dirimu hanya untuk ku..

Dari ku yang merindukanmu

Princess


Rabu, 12 Desember 2012

Kriteria Istri Shalehah

Assalamu'alaikum ukhti,
Apa kabar ukhti?
Pagi ini saya ingin share sedikit pesan yang begitu indah yang saya dapat dari seseorang yang saya sayangi. Mengenai seperti apa Istri yang sholehah itu.

Kriteria Istri Sholehah :
1. Sangat damai hidup bersamanya karena ketaatannya kepada Allah (QS 4:34)
2. Kalauu ditatap selalu menyenangkan
3. Tidak pernah membantah jika diperintah suaminyadalam kebaikan & syariat Allah
4. Pandai menjaga kehormatan & harta suaminya,
    Rosulullah bersabda, "Sebaik-baiknya istri sholehah adalah jika ditatap menyenangkan, bila diperintah taat, & jika suaminya pergi pandai menjaga kehormatan & harta suaminya (HR Abu Daud)
5. Mulia sekali karena terjaga kehormatan & tertutup auratnya. (QS 33:59)
6. Bukan hanya sabar bahkan rela berkorban untuk suaminya.
7. "Gholimah" pandai merawat tubuhnya & sangat aktif melayani suami.
8. Bersyukur atas nikmat Allah dengan terusa membangkitkan semangat suami & tidak menuntut diluar batas kemampuan suaminya.
9. Menyayangi & menghormati keluarga suaminya.
10. Tidak keluar rumah tanpa seijin suaminya.
11. Menyertakan suaminya dalam do'anya. Terutama dalam penghujung malam.
12. Penuh perhatian saat suami bicara disertai tatapan cinta
13. Hadiah kecil tetapi sangat membahagiakan suami, tatkala istri menciumnya disertai bisikan "Bunda bangga bisa jadi istri ayah"

Ayoo ukhti, belajarlah dari sekarang.Tidak ada kata terlambat untuk belajar.
Karena apabila kita menjadi pribadi yang baik, insya Allah, Allah akan selalu memberikan segala sesuatu yang terbaik dalam kehidupan kita..

Dan semoga kita adalah menjadi bagian dari wanita yang beruntung.
Amin ya robal alamin..

Wassalamu'alaikum,
Zily

Mahluk itu bernama Wanita

Wanita adalah mahkluk sempurna hanya satu kekuranganya

Ketika Tuhan menciptakan manusia, malaikat datang bertanya,

"Wahai Tuhan, mahkluk apa yang engkau ciptakan itu?"

"Wanita" jawab Tuhan

Dengan terus memperhatikan malaikat itu kemudian bertanya lagi,

...
"'Mengapa engkau begitu lama menciptakan wanita?"

Tuhan menjawab,

"Sudahkah engkau melihat setiap detail Aku ciptakan untuk wanita? Lihatlah dua tanganya mampu menjaga banyak orang, yang dia sayangi dalam waktu bersamaan memiliki pelukan yang mampu menyembuhkan rasa sakit hati, dan keterpurukan dan semua itu hanya di lakukan dengan kedua tanganya."

Malaikat itu takjub dan berkata lirih,

"Hanya dengan dua tanganya? Sungguh hebat"

"Tidaklah engkau tahu dia juga mampu menyembuhkan dirinya sendiri dan bisa bekerja 18 jam sehari."

Malaikat mendekat dan mengamati wanita tersebut dan bertanya,

"Tuhan mengapa wanita itu terlihat lelah dan rapuh seolah-olah terlalu banyak beban untuknya?"

Tuhan menjawab,

"Itu tidak seperti yang engkau bayangkan, itu adalah air mata"

"Untuk apa?" tanya malaikat,

Tuhan melanjutkan,

"Air mata adalah satu cara dia mengekpresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian dan penderitaan, dan kebanggaan serta wanita ini mempunyai kekuatan mempesona laki-laki ini hanya beberapa kemampuan yang dimiliki wanita."

"Dia mampu mengatasi beban lebih dari laki-laki dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri, dia mampu tersenyun saat hatinya menjerit, mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan, dia mampu berkorban untuk orang yang dia cintainya, dia mampu berdiri melawan ketidakadilan dia menangis saat lihat anaknya sebagai pemenang, dia girang dan bersorak melihat kawanya tertawa gembira dia begitu gembira mendengar suara kelahiran dia begitu bersedih mendengar berita kesakitan dan kematian, tapi dia mampu mengatasinya, dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka."

"Cintanya pun tanpa syarat, namun hanya ada satu yang kurang dari wanita. Dia sering lupa betapa berharganya dirinya."

Begitulah wanita..
Betapa berharganya kita.. Sayangi diri kita sendiri..
Jadilah pribadi yang baik..
Agar kelak Tuhan memberikan segala sesuatu yang sepadan dengan kita..
'_'d

Rabu, 05 Desember 2012

Black Forest cheese Cake ^_^

Assalamu'alaikum,
Aloha..

Untuk pertama kalinya saya buat Blackforest cheese cake..
Tentunya untuk ulang tahun My Beloved Kombih :) yang ke 26tahun.
Sebetulnya bahan utamanya Cinta. hehe.. karena dengan Cinta, akhirnya kue ini berhasil dengan sukses.
Dan apa comment dari kombih? katanya sih "PAS". Lumayan lah buat pemula :)
Saya mau share sedikit cara pembuatannya.



Bahan Black Forest Cheece Cake
  • 6 butir telur ayam
  • 200 gram gula pasir
  • 75 gram tepung terigu protein sedang dan diayak
  • 50 gram coklat bubuk
  • 1/4 sendok teh vanili bubuk
  • 1/2 sendok teh baking powder
  • 100 gram margarin dan lelehkan
  • 4 sendok makan rum tidak beralkohol
  • 50 ml air gula
  • 100 gram coklat batangan dan serut kasar
  • Strawberry dan kiwi secukupnya sebagai toping
Cara Membuat Black Forest Cheese Cake
  1. Kocok telur dan gula pasir hingga halus, masukkan tepung terigu, coklat bubuk, vanili bubuk, dan baking powder, aduk hingga rata.
  2. Tambahkan margarin sambil terus diaduk (satu arah) hingga rata.
  3. Tuang adonan ke dalam loyangbulat. Panggang dalam oven bersuhu 180 derajat celcius selama 30 menit dan angkat.
  4. Belah kue menjadi 2 bagian. Olesi setiap permukaannya dengan syrup. Disini saya menggunakan parutan keju sebagai partisi nya. Tumpuk dengan potongan kue.
  5. Olesi seluruh permukaan kue dengan cream kocok dan Hiasi dengan potongan strawberry dan kiwi..
  6. Tutup keliling sisinya dengan cokelat serut sambil tekan-tekan hingga merekat.
  7. Simpan dalam lemari es..


Itulah resep Black Forest yang saya buat.
Semoga bermanfaat bagi sista..

Wassalamu'alaikum,
Zily

Rabu, 31 Oktober 2012

Pesan Hati

 
Pesan Hati ;

Duhai uktifillah,,,
Jika kelak engkau melangkah ke jenjang 'pernikahan' maka siapkanlah dirimu, karena 'pernikahan' bukanlah sebuah akhir dari perjalanan hidupmu, tapi sesungguhnya pernikahan adalah awal sempurnanya ibadahmu kepada RABB mu.
...

Maka,, jalanilah kehidupan itu dengan penuh IKHLAS, TULUS dan CINTA. Jangan pernah kau sia-siakan segala cinta yg di berikan oleh suamimu,, meski trkadang perasaan cintanya kpdmu yang berlebihan, tdk di sadarinya akan membuatmu 'manja, mudah membangkang' kpdnya. Syukurilah itu,, dan hendaknya bertambah pula pengabdian, dan cintamu kpdnya. Karena bukankah darinyalah ridha RABB mu atasmu??

Jangan jadikan dia bak sapi perahan,,, yang hanya kau perhatikan, kau sanjung dan kau puja kala dia menghasilkan susu utkmu. Tapi di saat dia tak lagi bisa memberikan itu, kau singkirkan bahkan kau tidak memandang sebelah mata padanya. Padahal sebenarnya saat itu ALLAH sdng mengujimu,, mnguji ketulusan hatimu dlm mendulang ridha-Nya lewat ridhanya suamimu dan ridha nya hatimu dlm mendampingginya.

Kelak,,, jika semua sudah terlambat,, rasa sesalpun TAK ADA ARTINYA,,, ketika dia sdh tidak bersamamu.. Tdk di sampingmu lagi...^^


From,

Nisa


*Jazakumullahu khair ya Ukhti..  Anti nisa selalu memberi saya nasihat yang senantiasa membuat hati saya teduh.. Semoga Allah mempertemukan kita kembali di balai2 (yg saya rindukan) atau dimana pun di bumi Allah yg indah ini..

Salam rindu,

Zily

Kamis, 18 Oktober 2012

Tetap langsing walaupun makan banyak.

Perawatan wajah mudah di rumah..

Semua wanita pasti ingin tampil cantik dan segar, namun biasanya anda harus melakukan perawatan di spa atau salon agar kulit wajah terlihat berish, cerah dan menawan.
Ternyata hal tersebut tidak sepenuhnya benar, anda dapat mengikuti langkah perawatan yang mudah ini di rumah untuk mendapatkan kulit yang sehat dan cantik.
1.Lakukan Deep Cleansing. Gunakan face wash ( pembersih wajah ) yang sesuai dengan jenis kulit. Saat mencuci wajah gunakan facial gloves ( sarung tangan khusus untuk mencuci wajah ) sambil lakukan gerakan memutar. Cara ini tidak hanya membuka sumbatan di pori – pori kulit, tetapi juga menghaluskan dan melicinkan permukaan kulit.
2. Rendam handuk kecil dalam air hangat, lalu kompreskan pada wajah. Hal ini bertujuan untuk merangsang kelancaran sirkulasi darah. Mulailah dari area dagu, lalu ke sisi wajah. Akhiri dengan menutup seluruh wajah dengan handuk & rasakan sensasi rileksnya.
3. Tuang sedikit toner pada kapas lembut. Berikutnya tekan – tekan kapas yang sudah mengandung toner pada wajah, agar toner menyerap lebih baik ke dalam kulit. Setelah selesai, hentakkan ujung jari tangan pada wajah dengan gerakan cepat. Ini akan mengembalikan vitalitas kulit dan menormalkan kembali pori – pori wajah.
4. Terakhir, oleskan moisturizer pada telapak tangan. Lakukan gerakan memijat ke arah atas dan fokus pada daerah dahi, dagu dan leher. Tujuannya untuk melembapkan dan memberikan efek rileks pada wajah. Setelah selesai, wajah akan terasa jauh lebih bersih, segar dan terlihat cantik..

Silahkan di coba yah sista ^_^

Mengatasi Komedo dengan Putih Telur '_"d

Komedo yang bertengger di wajah, terutama di daerah T yaitu dahi dan hidung dapat mengganggu penampilan anda. Mengatasi komedo memang tidak selalu mudah, namun ternyata komedo bisa diatasi menggunakan bahan alami sepert putih telur. Hasilnya cukup ampuh, dan jika tertarik anda dapat segera mencobanya.
Berikut adalah langkah – langkah mengatasi komedo menggunakan putih telur :
1. Letakkan putih telur di mangkuk, lalu kocok hingga berbusa.
2. Ambil selembar kapas, kemudian rendam kapas dengan putih telur. Setelah itu, tempelkan kapas ke hidung dan biarkan mengering sampai +/- 30 menit.
3. Setelah kering, angkat kapas secara perlahan. Anda akan melihat bintik – bintik komedo yang membandel ikut terangkat dan menempel di kapas.
4. Langkah terakhir, bersihkan wajah dengan sabun atau susu pembersih dan toner. Usahakan untuk melakukan perawatan ini secara teratur. Namun, perawatan ini sebaiknya tidak dilakukan pada jenis kulit kering dan sensitif. Karena dapat menyebabkan kulit makin kering dan terkadang iritasi.
Jika komedo tetap membandel, lebih baik konsultasikan ke dokter atau dermatologis untuk mendapatkan penanganan yang tepat bagi masalah komedo anda..

Selasa, 16 Oktober 2012

Bisakah..??

Duhai Insan..
Binalah kepemimpinan diri, dengan Ilmu agama dan akhlak yang mulia..
Jangan kaburkan hati dengan kenikmatan Duniawi,,
karena itu akan membuat lupa pada Fitrah Rabb..
Bisakah dibendung hasrat itu??
Hingga itu semua menjadi pahala..
Tak ada yang lebih baik dari yang kau tunggu melainkan kemantapan hati setelah kepercayaan hati..
Menunggu untuk hal yang tidak bermanfaat itu tidak baik..
Jangan khawatir akan nikmat Allah..
Tapi khawatirkan Nikmat yang kamu sia-siakan..

Maka, nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan..

Yang aku tunggu ketika kau berbicara dan ketika kau membuktikannya..
Mengereti bahwa manusia tidak ada yang sempurna..
Selalu menunggu ketika niat itu ada, walau entah kapan..


Tentang rasaku,
yang senantiasa terjaga,
Ingin mengasah.. dikala bahasa malam menyapa heningnya..
Dalam,,, TAFAKUR :)

Simpan semua perasaanmu akhi,,

Jika kau sungguh dengan Niatmu, jika kau siap dengan hatimu,,, untuk menyempurnakan separuh agamamu,,, maka buktikan itu dengan sikap, bukan dengan mengumbar kata dan janji....

Karena cinta tak butuh penjabaran,,, tapi bukti.
...

Dengan niat ''BISMILLAH'' temuilah waliku,,, dan pinanglah aku. Aku tak butuh sosok yg sempurna, karena aku sadar dan tahu siapa aku,,, pastilah bukan juga insan yg sempurna.

Kekurangan yg ada dlm dirimu adlh pelengkap kelebihan ku. Cukuplah,,, Allah sebagai penolong kita,,, saat langkah dan asa terbuka di jalan yang dihalalkan-Nya.

Jadi,,, mengapa harus 'takut' dan ragu utk 'menikah''???
Bukankah dlm pernikahan terbuka pintu rahmat, rezeki dan ridha-Nya??

Yakinkan hati, mantafkan diri... Maka semua jalan kemudahan kan di bukakan-Nya untuk kita...

Selasa, 09 Oktober 2012

ツ Izinkan Aku Mencintainya ツ

Foto

Bissmillahirrahmanirrahim
Ya Allah..
 

Izinkan aku mencintainya
Hingga nafas ini terhenti
Hingga jiwa terpisah dengan raga
Hingga detak jantungku tak lagi terdengar

Izinkan aku mencintainya
Dengan senyuman sebagai bintangnya
Walau saat bintang tengah enggan bersinar
Dengan kebahagiaan sebagai langitnya
Walau saat langit tengah mendung kelabu
Dan dengan rasa tentram sebagai sinar bulanya
Walau saat bulan telah menghilang ditelan awan

Izinkan aku mencintainya
Tanpa sedetik pun kurasakan cemas akan cintanya
Tanpa sedetik pun ku rasakan ragu ia kan berubah
Tanpa sedetik pun kurasakan risau ia akan pergi menjauh

Izinkan aku mencintainya
Untuk selama yang Engkau kehedaki
Aamiin.

Minggu, 07 Oktober 2012

Cara Menghilangkan Komedo di Wajah Cantik Anda

Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami
Basuh wajah Anda dengan air rendaman teh, dua kali seminggu untuk mendapatkan kesegaran yang berbeda. Scrub wajah Anda dengan daun teh tersebut perlahan, pijat-pijat dan tepuk-tepuk dengan lembut. Niscaya si komedo tak berani lagi kembali ke wajah cantik Anda.

Gunakan Putih Telur. Ambil sedikit putih telur, tempatkan di wadah, kocok hingga berbusa. Oleskan di sekitar hidung atau bagian wajah yang berkomedo. Tutup dengan tisu. Biarkan hingga benar-benar kering. Lepaskan tisu secara perlahan. Di bagian dalam tisu, akan terlihat bintik-bintik komedo yang terangkat.

Selain bisa mengurangi produksi minyak dan menghancurkan minyak atau lemak yang sudah mengeras, lemon juga bisa menutup pori-pori sehingga mencegah timbulnya komedo.

Caranya, maskeri wajah Anda dengan air sari lemon atau jeruk nipis (kurang lebih 15 menit) yang akan membantu membuka pori-pori di wajah dan sekaligus membantu si komedo keluar karena tak tahan dengan kandungan jeruk nipisnya. Jangan lupa membasuhnya kembali dengan air bersih yang dingin dan segar agar pori-pori Anda menutup kembali.

Daun kemangi rupanya tak hanya enak dijadikan lalapan yang dapat mencegah bau badan, tapi juga untuk menghilangkan komedo. Tumbuk daun kemangi hingga halus, oleskan sebagai masker di bagian wajah yang berkomedo. Diamkan selama 15-20 menit. Bersihkan masker kemangi. Bilas dengan air dingin.

Cara Tradisional Menghilangkan Komedo

Scrub Sayur dan Masker Kacang
Blender selembar daun kailan, selembar daun seledri, ¼ buah apel, campur dengan perasan jeruk lemon. Usapkan dan pijat lembut wajah dengan scrub sayur ini, lalu bilas.
Uapi wajah dengan air panas yang telah diberi 1 sdm garam. Biarkan 10 menit. Uap air garam akan membuka pori-pori, memperlebar pembuluh darah kapiler di bawah kulit dan memperlancar peredarah darah ke kulit.
Campur sari kacang kedelai dan kacang polong, gunakan sebagai masker, diamkan 30 menit, bilas. Gunakan beberapa kali.
Perawatan dengan bahan alami ini sebaiknya dilakukan secara teratur agar komedo tak sempat hadir di wajah.

Tips Merawat Wajah Berminyak

Tips Merawat Wajah,Cara Merawat Wajah Berminyak,Cara Merawat Kulit Berminyak

Tips merawat wajah berminyak adalah cara yang paling semua terbaru yang ingin kami berikan untuk anda semua,Tips merawat wajah berminyak atau tips merawat kuku adalah salah satu kesehatan untuk anda semua,Bila anda ingin wajah anda mulus dan bersih dan  tips merawat kuku panjang anda bisa lihat cara yang kami sediakan untuk anda semua dibawah ini,Perlu anda ketahui cara dan tips yang kami berikan ini anda bisa pergunakan sepuasnya ,Nah untuk anda semua yang sedang mencari artikel yang kami sediakan anda bisa lihat semua dibawah ini.


1. Pilihlah produk kecantikan yang dikhususkan untuk kulit berminyak karena kandungannya bekerja untuk menetralisir kelebihan minyak pada wajah kita.

2. Agar sisa-sisa kotoran terangkat maka setelah membersihkan wajah selain dengan sabun pakailah toner.

3.Apabila anda bekerja pada ruangan berAC maka anda pun harus tetap menggunakan pelembab untuk wajah anda. Pakailah pelembab yang berbahan dasar air atau bebas minyak.

4.Untuk kulit berminyak hindarilah produk yang mempunyai kandungan alkohol tinggi karena kandungannya dapat menghilangkan kadar minyak alami pada kulit kita dan dapat memicu kelenjar minyak bekerja ganda.

5.Hindarilah produk pembersih yang membuat kulit kita menjadi kering karena dapat menyebabkan lapisan kulit kita dapat menyusut dan menghambat minyak masuk ke pori-pori yang menyumbat dan berakibat iritasi pada kulit.

Faktor penyebab kulit berminyak :

Sudah pasti pola makan yang buruk akan menjadi penyebab lebihnya kadar minyak, terlalu banyaknya lemak dalam tubuh yang bisa berasal dari makan-makanan yang manis dan berlemak tinggi.
Faktor Hormonal yang bisa menjadi salah satu pula mengapa kulit menjadi berminyak, hormon yang tidak seimbang atau pada saat masa puber yang bisa menjadi pemicu.
Pemilihan jenis kosmetik yang tidak tepat bisa menjadi kadar minyak di wajah menjadi meningkat.

Faktor keturunan bisa dikatakan juga menjadi factor kulit berminyak, biasanya orang tua yang mempunyai masalah kulit berminyak, akan diwariskan juga ke anaknya.
Pengaruh obat-obatan seperti obat untuk KB bisa memicu kulit menjadi berminyak.

Tradisional Herbal :

Mungkin saya akan menerangkan pengalaman saya untuk mengurangi kelebihan minyak berlebih secara tradisional, karena menurut saya lebih hemat, cepat dan aman tanpa efek samping.dan disini saya menggunakan daun seledri yang sangat ampuh selain bisa mengobati darah tinggi, namun juga bisa mengurangi kadar minyak di wajah.

Daun Seledri atau bisa dikenal dengan nama Apium Graveolens yang bisa anda temui di pasar atau di kebun rumah anda, karena nama daun seledri sudah tidak asing lagi di telinga kita, daun nya juga sering di buat aneka masakan,dan juga bisa dijadikan obat kesehatan.

Cara Penggunaanya :
Ambil daun Seledri secukupnya lalu dipotong hingga kecil-kecil, dan setelah di potong kecil-kecil, potongan seledri tersebut dimasukan ke dalam panic yang sudah dimasuki air yang mendidih, dan biarkan rendaman seledri panas tersebut selama 15-20 menit lamanya, setelah didiamkan selama 15-20 menit, dan bisa dibiarkan agar dingin (20-30 menit).

Oleskan air Seledri yang sudah direbus dan sudah dingin tadi ke bagian seluruh wajah, biarkan hingga air Seledri tersebut meresap dan mengering.Setelah air Seledri meresap dan mengering bisa dibilas atau dibersihkan dengan air hingga bersih. Gunakan 2 hari 1 kali pemakaian untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Kamis, 04 Oktober 2012

.:: Untuk Muslimah ::.


“wahai MUSLIMAH saudariku, sekiranya dirimu TIDAK dihadiri lelaki,

itu tidak bukan berarti dirimu TIDAK DIINGINI…

...
jangan khawatir karena CINTA ALLAH itu SUATU yang SANGAT PASTI.

sesungguhnya ALLAH sedang memelihara HATI dan JIWAMU dari sebuah rasa SAKIT HATI, DIKECEWAKAN dan didatangi perasaan BENCI.

DEKATKANKANLAH dirimu kepada ILAHI, berilah cintamu pada yang memiliki CINTA,

Pasti CINTA SEJATIMU akan kau temukan juga.

TAK USAH BERHARAP CINTA pada insan yang kau sendiri TIDAK PASTI, TIDAK YAKIN.


jadilah seperti FATIMAH R.A,
MENDIAMKAN DIRI kepada lelaki yang kau SUKAI.

BERDOALAH kepada ALLAH.berdoa…dan terus berdoa…..
InsyaALLAH, dirimu pasti DICARI.

berpeganglah dengan kata-kata ini : JAGALAH CINTA pada ALLAH,ALLAH PASTI MENJAGA CINTAMU.


muslimah seperjuanganku..
Tak usah dirimu khawatir,

berbuatlah sesuatu karena Allah dan bukannya karena kritikan manusia,

walau dirimu TIDAK CANTIK didunia,
walau dirimu TIDAK MENJADI SIULAN didunia,

Pastikan dirimu CANTIK di surga
Pastikan dirimu menjadi BIDADARI SURGA

Rabu, 03 Oktober 2012

Surat untuk ibu, dari aku dan ayah

Empat tahun yang lalu, kecelakaan telah merenggut orang yang kukasihi, sering aku bertanya-tanya, bagaimana keadaan istriku sekarang di alam surgawi, baik-baik sajakah? Dia pasti sangat sedih karena sudah meninggalkan sorang suami yang tidak mampu mengurus rumah dan seorang anak yang masih begitu kecil. Begitulah yang kurasakan,karena selama ini aku merasa bahwa aku telah gagal, tidak bisa memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani anakku, dan gagal untuk menjadi ayah dan ibu untuk anakku.


Suatu hari, ada urusan penting di tempat kerja, aku harus segera berangkat ke kantor, anakku masih tertidur. Ohhh aku harus menyediakan makan untuknya.


Karena masih ada sisa sedikit nasi, jadi aku menggoreng telur untuk dia makan. Setelah memberitahu anakku yang masih mengantuk, kemudian aku bergegas

berangkat ke tempat kerja. Peran ganda yang kujalani, membuat energiku benar-benar terkuras. Suatu hari ketika aku pulang kerja aku merasa sangat lelah, setelah bekerja sepanjang hari. Hanya sekilas aku memeluk dan mencium anakku, aku langsung masuk ke kamar tidur, dan melewatkan makan malam.


Namun, ketika aku merebahkan badan ke tempat tidur dengan maksud untuk tidur sejenak menghilangkan kepenatan, tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang pecah dan tumpah seperti cairan hangat! Aku membuka selimut dan….. di sanalah sumber ‘masalah’nya … sebuah mangkuk yang pecah dengan mie instan yang berantakan di seprai dan selimut!


Oh…Tuhan! Aku begitu marah, aku mengambil gantungan pakaian dan langsung menghujani anakku yang sedang gembira bermain dengan mainannya, dengan pukulan-pukulan! Dia hanya menangis, sedikitpun tidak meminta belas kasihan, dia hanya memberi penjelasan singkat:


“Ayah, tadi aku merasa lapar dan tidak ada lagi sisa nasi. Tapi ayah belum pulang, jadi aku ingin memasak mie instan. Aku ingat, ayah pernah mengatakan untuk tidak menyentuh atau menggunakan kompor gas tanpa ada orang dewasa di sekitar, maka aku menyalakan mesin air minum ini dan menggunakan air panas untuk memasak mie. Satu untuk ayah dan yang satu lagi untuk saya . Karena aku takut mie’nya akan menjadi dingin, jadi aku menyimpannya di bawah selimut supaya tetap hangat sampai ayah pulang. Tapi aku lupa untuk mengingatkan ayah karena aku sedang bermain dengan mainanku, aku minta maaf,ayah … “


Seketika, air mata mulai mengalir di pipiku, tetapi, aku tidak ingin anakku melihat ayahnya menangis maka aku berlari ke kamar mandi dan menangis dengan menyalakan shower di kamar mandi untuk menutupi suara tangisku. Setelah beberapa lama, aku hampiri anakku, kupeluknya dengan erat dan memberikan obat kepadanya atas luka bekas pukulan dipantatnya, lalu aku membujuknya untuk tidur. Kemudian aku membersihkan kotoran tumpahan mie di tempat tidur.

Ketika semuanya sudah selesai dan lewat tengah malam, aku melewati kamar anakku, dan melihat anakku masih menangis, bukan karena rasa sakit di pantatnya, tapi karena dia sedang melihat foto ibu yang dikasihinya.


Satu tahun berlalu sejak kejadian itu, aku mencoba, dalam periode ini, untuk memusatkan perhatian dengan memberinya kasih sayang seorang ayah dan juga kasih sayang seorang ibu, serta memperhatikan semua kebutuhannya. Tanpa terasa, anakku sudah berumur tujuh tahun, dan akan lulus dari Taman Kanak-kanak. Untungnya, insiden yang terjadi tidak meninggalkan kenangan buruk di masa kecilnya dan dia sudah tumbuh dewasa dengan bahagia.


Namun, belum lama, aku sudah memukul anakku lagi, saya benar-benar menyesal. Guru Taman Kanak-kanaknya memanggilku dan memberitahukan bahwa anak saya absen dari sekolah. Aku pulang kerumah lebih awal dari kantor, aku berharap dia bisa menjelaskan. Tapi ia tidak ada dirumah, aku pergi mencari di sekitar rumah kami, memangil-manggil namanya dan akhirnya menemukan dirinya di sebuah toko alat tulis, sedang bermain komputer game dengan gembira. Aku marah, membawanya pulang dan menghujaninya dengan pukulan-pukulan. Dia diam saja lalu mengatakan,

“Aku minta maaf, ayah“.

Selang beberapa lama aku selidiki, ternyata ia absen dari acara “pertunjukan bakat” yang diadakan oleh sekolah, karena yg diundang adalah siswa dengan ibunya. Dan itulah alasan ketidakhadirannya karena ia tidak punya ibu.

Beberapa hari setelah penghukuman dengan pukulan rotan, anakku pulang ke rumah memberitahuku, bahwa disekolahnya mulai diajarkan cara membaca dan menulis. Sejak saat itu, anakku lebih banyak mengurung diri di kamarnya untuk berlatih menulis,aku yakin , jika istriku masih ada dan melihatnya ia akan merasa bangga, tentu saja dia membuat saya bangga juga!

Waktu berlalu dengan begitu cepat, satu tahun telah lewat. Tapi astaga, anakku membuat masalah lagi. Ketika aku sedang menyelasaikan pekerjaan di hari-hari terakhir kerja, tiba-tiba kantor pos menelpon. Karena pengiriman surat sedang mengalami puncaknya, tukang pos juga sedang sibuk-sibuknya, suasana hati mereka pun jadi kurang bagus. Mereka menelponku dengan marah-marah, untuk memberitahu bahwa anakku telah mengirim beberapa surat tanpa alamat. Walaupun aku sudah berjanji untuk tidak pernah memukul anakku lagi, tetapi aku tidak bisa menahan diri untuk tidak memukulnya lagi, karena aku merasa bahwa anak ini sudah benar-benar keterlaluan. Tapi sekali lagi, seperti sebelumnya, dia meminta maaf :

“Maaf, ayah”. Tidak ada tambahan satu kata pun untuk menjelaskan alasannya melakukan itu.

Setelah itu saya pergi ke kantor pos untuk mengambil surat-surat tanpa alamat tersebut lalu pulang. Sesampai di rumah, dengan marah aku mendorong anakku ke sudut mempertanyakan kepadanya, perbuatan konyol apalagi ini? Apa yang ada dikepalanya?

Jawabannya, di tengah isak-tangisnya, adalah : “Surat-surat itu untuk ibu…..”. Tiba-tiba mataku berkaca-kaca. …. tapi aku mencoba mengendalikan emosi dan terus bertanya kepadanya: “Tapi kenapa kamu memposkan begitu banyak surat-surat, pada waktu yg sama?”

Jawaban anakku itu : “Aku telah menulis surat buat ibu untuk waktu yang lama, tapi setiap kali aku mau menjangkau kotak pos itu, terlalu tinggi bagiku, sehingga aku tidak dapat memposkan surat-suratku. Tapi baru-baru ini, ketika aku kembali ke kotak pos, aku bisa mencapai kotak itu dan aku mengirimkannya sekaligus”. Setelah mendengar penjelasannya ini, aku kehilangan kata-kata, aku bingung,

tidak tahu apa yang harus aku lakukan, dan apa yang harus aku katakan. Aku bilang pada anakku, “Nak, ibu sudah berada di surga, jadi untuk

selanjutnya, jika kamu hendak menuliskan sesuatu untuk ibu, cukup dengan membakar surat tersebut maka surat akan sampai kepada mommy. Setelah mendengar hal ini, anakku jadi lebih tenang, dan segera setelah itu, ia bisa tidur dengan nyenyak. Aku berjanji akan membakar surat-surat atas namanya, jadi saya membawa surat-surat tersebut ke luar, tapi…. aku jadi penasaran untuk tidak membuka surat tersebut sebelum mereka berubah menjadi abu.


Dan salah satu dari isi surat-suratnya membuat hati saya hancur yang isinya:

‘ibu sayang’, Aku sangat merindukanmu! Hari ini, ada sebuah acara ‘Pertunjukan Bakat’ di sekolah, dan mengundang semua ibu untuk hadir di pertunjukan tersebut. Tapi kamu tidak ada, jadi aku tidak ingin menghadirinya juga. Aku tidak memberitahu ayah tentang hal ini karena aku takut ayah akan mulai menangis dan merindukanmu lagi. Saat itu untuk menyembunyikan kesedihan, aku duduk di depan komputer dan mulai bermain game di salah satu toko. Ayah keliling-keliling mencariku, setelah menemukanku ayah marah, dan aku hanya bisa diam, ayah memukul aku, tetapi aku tidak menceritakan alasan yang sebenarnya.


Ibu, setiap hari aku melihat ayah merindukanmu, setiap kali dia teringat padamu, ia begitu sedih dan sering bersembunyi dan menangis di kamarnya. Aku pikir kita berdua amat sangat merindukanmu. Terlalu berat untuk kita berdua. Tapi bu, aku mulai melupakan wajahmu. Bisakah ibu muncul dalam mimpiku sehingga aku dapat melihat wajahmu dan ingat kamu? Temanku bilang jika kau tertidur dengan foto orang yang kamu rindukan, maka kamu akan melihat orang tersebut dalam mimpimu. Tapi ibu, mengapa engkau tak pernah muncul ?


Setelah membaca surat itu, tangisku tidak bisa berhenti karena aku tidak pernah bisa menggantikan kesenjangan yang tak dapat digantikan semenjak ditinggalkan oleh istriku


Note : Untuk para suami dan laki-laki, yang telah dianugerahi seorang istri/pasangan yang baik, yang penuh kasih terhadap anak-anakmu selalu berterima-kasihlah setiap hari pada istrimu. Dia telah rela menghabiskan sisa umurnya untuk menemani hidupmu, membantumu, mendukungmu, memanjakanmu dan selalu setia menunggumu, menjaga dan menyayangi dirimu dan anak-anakmu. Hargailah keberadaannya, kasihilah dan cintailah dia sepanjang hidupmu

dengan segala kekurangan dan kelebihannya, karena apabila engkau telah kehilangan dia, tidak ada emas permata, intan berlian yang bisa menggantikannya.


Senin, 01 Oktober 2012

Jemput Aku Menjadi Bidadarimu...

Bismillahirrohmanirrohiim.,.

Seperti api yang menemukan kayu
Membakar dan menghanguskan.
Seperti panas yang mencairkan batuan es.
Hingga dingin itu menjadi salju.
Seperti ombak yang menghantam karang.
Tak bergeming,tapi pasti akan terkikis.
Sedikit, demi sedikit.
Menghujam sanubari.
Dan terasa resah yang menyesak saat nafsu membisikkan untuk sekedar menatap.
Untuk sekedar menyapa.
Untuk sekedar berbicara.


Di sini ada hati yang terkapar.
Karena sikap yang tanpa sengaja membuat hatiku selalu gundah.
Ada yang salah dengan imanku.
Karena aku mulai tergoyahkan dengan apa yang ku pandang indah.
Ada yang mengganggu keteguhan imanku.
Karena aku mulai berkhayal ada bahu itu untuk bersandar.
Jika ini jatuh cinta.
Cukup satu yang bisa ku yakinkan.
Jatuh itu sakit.
Dan tentang sikap yang membuatku resah ini memang begitu sakit.


Semoga aku bisa melabuhkan cintaku hanya karena ALLOH.
Biarlah aku terus merasa jatuh.
Tapi aku akan bangkit untuk membangun cinta.
Cinta yang bisa menggapai surga.


Seorang ikhwan melintas dalam angan.
Tundukkan pandangan dan sikapku dengan Hijab ini
Agar rasa ini terjaga dengan dzikirMu.
Agar rasa ini menjadi halal setelah akad itu terucap.
Agar rasa ini menjadi indah pada masanya.


Tautkanlah hati kami dalam indahnya mencintai karenaMU.
Agar rasa ini menentramkan dan menyejukkan.
Agar rasa ini mengantarkanku menjadi bidadari dalam taman iman yang di
penuhi wangi bunga surga.
Pertemukan rasa kami dalam ridhoMU.
Setelah lelah menahan apa yang membuat resah.
Jika dia memang sebaik – baik pakaian untukku.


Pangeran berkuda putih dalam imajinasiku itu adalah seorang mujahid yang akan menyelamatkan kegundahan hatiku.
Dengan segenap kemampuan yang ALLOH berikan, mujahid itu akan segera menemukanku dan datang menjemputku.
Karena diriku adalah belahan jiwanya.
Karena diriku adalah bidadari dalam hatinya.
Karena aku adalah pakaian untuknya.
Karena aku adalah wanita pendamping hidup yang di ciptakan ALLOH untuk menemani perjuangannya menemukan tujuan hidup
Tujuan untuk hidup mulya atau mati syahid di jalan ALLOH

Ibu: Mutiara Termahal Bagi Anaknya


Di salah 1 pengadilan Qasim, berdiri Hizan al Fuhaidi dengan air mata yg bercucuran sehingga membasahi janggutnya,,!!
Kenapa? Karena ia kalah terhadap perseteruannya dengan saudara kandungnya!!
Tentang apakah perseteruannya dengan saudaranya??
Tetang tanah kah?? atau warisan yg mereka saling perebutkan??
Bukan karena itu semua!!
Ia kalah terhadap saudaranya terkait pemeliharaan ibunya yg sudah tua renta dan bahkan hanya memakai sebuah cincin timah di jarinya yg telah keriput,,
Seumur hidupnya, beliau tinggal dengan Hizan yg selama ini menjaganya,, Tatkala beliau telah manula, datanglah adiknya yg tinggal di kota lain, untuk mengambil ibunya agar tinggal bersamanya, dengan alasan, fasilitas kesehatan dan lainnya di kota jauh lebih lengkap daripada di desa,,
Namun Hizan menolak dengan alasan, selama ini ia mampu untuk menjaga ibunya.
Perseteruan ini tidak berhenti sampai di sini, hingga berlanjut ke pengadilan!!
Sidang demi sidang dilalui,, hingga sang hakim pun meminta agar sang ibu dihadirkan di majelis..
Kedua bersaudara ini membopong ibunya yg sudah tua renta yg beratnya sudah tidak sampai 40 Kg!! Sang Hakim bertanya kepadanya, siapa yg lebih berhak tinggal bersamanya. Sang ibu memahami pertanyaan sang hakim, ia pun mnjawab, sambil menunjuk ke Hizan,
"Ini mata kananku!" kemudian menunjuk ke adiknya sambil berkata, "Ini mata kiriku!! Sang Hakim berpikir sejenak kemudian memutuskan hak kepada adik Hizan, berdasar kemaslahatan-kemaslahatan bagi si ibu!!

Betapa mulia air mata yg dicucurkan oleh Hizan!!
Air mata penyesalan karena tidak bisa memelihara ibunya tatkala beliau telah menginjak usia lanjutnya!! Dan, betapa terhormat dan agungnya sang ibu!! yg diperebutkan oleh anak-anaknya hingga seperti ini,,!! Andaikata kita bisa memahami, bagaimana sang ibu mendidik kedua putranya hingga ia menjadi ratu dan mutiara termahal bagi anak-anaknya!!

Ini adalah pelajaran mahal tentang berbakti,, tatkala durhaka sudah menjadi budaya,,"Ya ALLAH, Tuhan kami!! Anugerahkan kepad kami keridhoan ibu kami dan berilah kami kekuatan agar selalu bisa berbakti kepadanya!!" Aaamiiinn!!

Rabu, 29 Agustus 2012

Nutzthink ^_^

Yang ini bagus nya buat prawed :p
Soft, Simple tapi elegant '_'d











Dan ini adalah salah satu dari seribu sketsa yang terpikirkan di imajinasi ku ^_^ 










Bagi saya,, menikah dengan pasangan kita adalah menerima segala apa yang ada pada dirinya berupa kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya untuk disyukuri, kekurangannya menjadi ladang jihad kita untuk memperbaikinya karena Allah. Dengan begitu kita tidak akan mudah kecewa terhadap segala kekurangan yang terdapat pada pasangan kita.

^_^

Bagi saya pun menikah bukan lah angan-angan.. Menganggap itu adalah sebuah kewajiban tatkala kita telah siap..
Maka sedari muda, carilah bekal agar kelak keluarga yang tercipta menjadi sebuah keluarga sakinah, mawadan dan warahmah..

Seiring waktu, banyak pelajaran yg dapat menjadi bekal unutk kita. Tapi dalam perjalanan ini pasti akan banyak sekali kerikil yang harus di lalui..

Bulan ini banyak saudara, teman yang menikah..
Lalu saya pun terpikirkan akan hal ini..
Suatu saat saya akan (dan harus ^_^) mengalaminya.
Konsep sudah di bukukan di Journey of Princess Onyet..
Xixi..
Gak sabar..
Mungkin masih lama, atau sangat lama.. bisa saja menjadi semakin dekat..

Senin, 27 Agustus 2012

Rabi’ah Al-Adawiyah

Rabi’ah binti Ismail a-Adawiyah, berasal dari keluarga miskin. Dari kecil ia tinggal di Basrah. Di kota ini namanya sangat terkenal  sebagai seorang wanita solehah dan sebagai penceramah. Dia sangat dihormati oleh orang-orang soleh semasanya. Tarikh kematiannya terdapat berbagai pendapat: tahun 135H/752M atau tahun 185H/801M.
Rabi’ah al-Adawiyah yang seumur hidupnya tidak pernah berkahwin dianggap mendapat pahala yang besar dalam memperkenalkan cinta Allah ke dalam mistisme Islam. Orang-orang mengatakan bahawa ia dikuburkan berhampiran kota Jerussalem.
Rabi’ah lahir dan masa kanak-kanaknya
Jika engkau bertanya: “Mengapa engkau menyamakan Rabi’ah dengan kaum lelaki?” Maka jawabku adalah bahawa Nabi sendiri pernah berkata: “Sesungguhnya Allah tidak memandang rupa kamu: dan yang menjadi masalah bukanlah bentuk, tetapi niat seperti yang dikatakan Nabi, “Manusia-manusia akan dimuliakan sesuai dengan niat di dalam hati mereka.” Selanjutnya, apabila kita boleh menerima dua pertiga ajaran agama dari Aisyah, maka sudah tentu kita boleh pula menerima petunjuk-petunjuk agama dari pelayan peribadinya itu. Apabila seorang perempuan berubah menjadi “seorang lelaki” pada jalan Allah, maka ia adalah sama dengan kaum lelaki dan kita tidak dapat menyebutnya sebagai seorang perempuan lagi.
Pada malam Rabi’ah dilahirkan ke dunia, tidak ada sesuatu barang berharga yang berada di dalam rumah orang tuanya, kerana ayahnya adalah seorang yang sangat miskin. Ayahnya tidak mempunyai minyak barang setitis pun untuk membersihkan pusat puterinya itu. Mereka tidak mempunyai lampu dan tidak mempunyai kain untuk menyelimuti Rabi’ah. Ayahnya telah memperoleh tiga orang puteri dan Rabi’ah adalah puterinya yang keempat. Itulah sebabnya mengapa ia dinamakan Rabi’ah.
“Pergilah kepada jiran kita dan mintalah sedikit minyak untuk menyalakan lampu,” isterinya berkata.
Tetapi si suami telah bersumpah bahawa ia tidak akan meminta sesuatu jua pun dari manusia lain. Maka ia berpura-pura menyentuhkan tangannya ke pintu rumah tetangga tersebut lalu kembali ke rumahnya.
“Mereka tidak mahu membukakan pintu,” ia memberitahu kepada isterinya apabila sesampainya di rumah.
Isterinya yang malang menangis sedih. Dlam keadaan yang serba menyedihkan itu si suami hanya dapat menundukkan kepala ke atas lutut dan terlena. Di dalam tidurnya ia bermimpi melihat Nabi.
Nabi memujuknya: “Jangan engkau bersedih, kerana bayi perempuan yang baru dilahirkan itu adalah ratu wanita dan akan menjadi penengah bagi 70 ribu orang di antara kaumku.” Kemudian Nabi meneruskan: “Esok, pergilah engkau menemui ‘Isa az-Zadan, Gabenor Basrah. Di atas sehelai kertas, tuliskan kata-kata seperti ini: “Setiap malam engkau mengirimkan selawat seratus kali kepadaku, dan setiap malam Jumaat empat ratus kali. Semalam adalah malam Jumaat tetapi engkau lupa melakukannya. Sebagai penebus kelalaianmu itu berikanlah kepada orang ini empat ratus dinar yang telah engkau dapati secara halal.”
Ketika terjaga dari tidurnya, ayah Rabi’ah menangis. Ia pun bangun dan menulis seperti yang telah dipesankan oleh Nabi kepadanya dan mengirimkannya kepada gabenor melalui pengurus rumahtangga di istana.
“Berikanlah dua ribu dinar kepada orang miskin,” gabenor memberikan perintah setelah membaca surat tersebut. “Sebagai tanda syukur kerana Nabi masih ingat kepadaku. Kemudian berikan  empat ratus dinar kepada syeikh itu dan katakan padanya: “Aku harap engkau datang kepadaku sehingga aku dapat melihat wajahmu. Namun tidaklah elok bagi seorang seperti kamu untuk datang menghadapku. Lebih baik seandainya akulah yang datang kepadamu. Walaupun demikian, demi Allah, aku bermohon kepadamu, apapun yang engkau perlukan katakanlah kepadaku.”
Ayah Rabi’ah menerima wang emas tersebut dan membeli keperluannya.
Ketika Rabi’ah semakin membesar, sedang ayah bondanya telah meninggal dunia, bencana kelaparan melanda kota Basrah, dan ia terpisah dari kakak-kakak perempuannya. Suatu hari ketika Rabi’ah keluar rumah, seorang penjahat menangkapnya kemudian menjualnya dengan harga enam dirham. Orang yang membeli dirinya menyuruh Rabi’ah mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berat.
Pada suatu hari ketika berjalan-jalan, seorang yang tidak dikenali datang menghampirinya. Rabi’ah melarikan diri, tiba-tiba ia terjatuh tergelincir sehingga tangannya terkehel.
Rabi’ah menangis sambil menghantuk-hantukkan kepalanya ke tanah: “Ya Allah, aku adalah seorang asing di negeri ini, tidak mempunyai ayah bonda, seorang tawanan yang tidak berdaya, sedang tanganku cedera. Namun semua itu tidak membuatku bersedih hati. Satu-satunya yang kuharapkan adalah dapat memenuhi kehendak-Mu dan mengetahui apakah Engkau berkenan atau tidak.”
“Rabi’ah, janganlah engkau berduka,” sebuah suara berkata kepadanya. “Di kemudian hari nanti engkau akan dimuliakan sehingga malaikat-malaikat iri kepadamu.”
Rabi’ah kembali ke rumah tuannya. Di siang hari ia terus berpuasa dan mengabdikan diri kepada Allah, sedang di malam hari ia berdoa kepada Allah sambil terus berdiri sepanjang malam.
Pada suatu malam tuannya terjaga dari tidur, apabila dia lalu di tepi tingkap dan terlihat olehnya Rabi’ah sedang bersujud dan berdoa kepada Allah.
“Ya Allah, Engkau tahu bahawa hasrat hatiku adalah untuk dapat memenuhi perintah-Mu dan mengabdikan diri kepada-Mu. Jika aku tidah mengubah nasib diriku ini, nescaya aku tidak akan beristirehat barang sebentar pun dari mengabdikan diri kepada-Mu. Tetapi Engkau telah menyerahkan diriku ke bawah kekuasaan seorang hamba-Mu.” Demikianlah kata-kata yang diucapkan Rabi’ah di dalam doanya itu.
Dengan mata kepalanya sendiri majikannya menyaksikan betapa sebuah lampu tergantung tanpa tali di atas kepala Rabi’ah sedang cahayanya menerangi seluruh rumah. Menyaksikan peritiwa ini, ia merasa takut. Ia lalu pergi ke bilik tidurnya dan duduk termenung sehingga subuh. Ketika hari telah terang ia memanggil Rabi’ah, bersikap lembut kepadanya kemudian membebaskannya.
“Izinkanlah aku pergi,” Rabi’ah berkata.
Tuannya membebaskannya. Rabi’ah lalu meninggalkan rumah tuannya menuju ke padang pasir untuk mengadakan perjalanan menuju ke sebuah pertapaan untuknya mengabdikan diri kepada Allah.
Kemudian ia berniat untuk menunaikan ibadah haji. Maka ia pun berangkat menempuh padang pasir kembali. Barang-barang miliknya diletak di atas punggung keldai. Tetapi apabila sampai di tengah-tengah padang pasir, keldai itu mati.
“Biarlah kami yang membawa barang-barangmu.” Lelaki-lelaki di dalam rombongan itu menawarkan jasa mereka.
“Tidak! Teruskanlah perjalanan kalian,” jawab Rabi’ah. “Bukan tujuanku untuk menjadi beban kalian.”
Rombongan itu meneruskan perjalanan dan meninggalkan Rabi’ah seorang diri.
“Ya Allah,” Rabi’ah berseru sambil menengadahkan kepala. “Demikiankah caranya raja-raja memperlakukan seorang wanita yang tidak berdaya di tempat yang masih asing baginya? Engkau telah memanggilku ke rumah-Mu, tetapi di tengah perjalanan engkau membunuh keldaiku dan meninggalkanku sebatang kara di tengah padang pasir ini.”
Belum lagi Rabi’ah selesai dengan kata-katanya ini, tanpa diduga-duga keldai itu terus berdiri. Rabi’ah meletakkan barang-barangnya ke atas punggung binatang itu dan meneruskan perjalanannya. (Tokoh yang meriwayatkan kisah ini mengatakan bahawa tidak berapa lama setelah peristiwa itu, ia melihat keldai kecil tersebut sedang dijual di pasar.)
Beberapa hari lamanya Rabi’ah meneruskan  perjalanannya menempuh padang pasir, sebelum ia berhenti, ia berseru kepada Allah: “Ya Allah, aku sudah letih. Ke arah manakah yang harus kutuju? Aku ini hanyalah segumpal tanah sedangkan rumah-mu dibuat dari batu. Ya Allah, aku bermohon kepada-Mu, tunjukkanlah diri-Mu.”
Allah berkata ke dalam sanubari Rabi’ah: “Rabi’ah, engkau sedang berada di atas sumber kehidupan lapan belas ribu dunia. Tidakkah engkau ingat betapa Musa telah bermohon untuk melihat wajah-Ku dan gunung-gunung terpecah-pecah menjadi empat puluh keping. Kerana itu merasa cukuplah engkau dengan nama-Ku sahaja!”
Rabi’ah dengan pencuri
Pada suatu malam ketika Rabi’ah sedang solat di sebuah pertapaan, ia merasa sangat letih sehingga ia jatuh tertidur. Sedemikian nyenyak tidurnya sehingga ketika matanya berdarah tertusuk alang-alang dari tikar yang ditidurnya, ia sama sekali tidak menyedarinya.
Seorang pencuri masuk menyelinap ke dalam pertapaan itu dan mengambil cadar Rabi’ah. Ketika hendak keluar dari tempat itu didapatinya bahawa jalan keluar telah tertutup. Dilepaskannya cadar itu dan ditinggalkannya tempat itu dan ternyata jalan keluar telah terbuka kembali. Cadar Rabi’ah diambilnya lagi, tetapi jalan jalan keluar tertutup kembali. Sekali lagi dilepaskannya cadar itu. Tujuh kali perbuatan seperti itu diulanginya. Kemudian terdengarlah oleh sebuah suara dari sudut pertapaan itu.
“Hai manusia, tiada gunanya engkau mencuba-cuba. Sudah bertahun-tahun Rabi’ah mengabdikan kepada Kami. Syaitan sendiri tidak berani datang menghampirinya. Jadi betapakah seorang pencuri memiliki keberanian hendak mencuri cadarnya? Pergilah dari sini hai manusia jahanam! Tiada gunanya engkau mencuba-cuba lagi. Jika seorang sahabat sedang tertidur maka Sang Sahabat bangun dan menjaganya.”
Rabi’ah dengan roti untuk tetamu
Dua orang pemuka agama datang mengunjungi Rabi’ah dan keduanya merasa lapar. “Mudah-mudahan Rabi’ah akan memberikan makanan kepada kita,” mereka berkata. “Makanan yang diberikan oleh Rabi’ah pasti diperolehi secara halal.”
Ketika mereka duduk, di depan mereka telah terhampar safrah dan di atasnya ada dua potong roti. Melihat hal itu mereka sangat gembira. Tetapi di saat itu pula seorang pengemis datang dan Rabi’ah memberikan kedua potong roti itu kepadanya. Kedua pemuka agama itu sangat kecewa, namun mereka tidak berkata apa-apa. Tidak berapa lama kemudian masuklah seorang pelayan wanita membawakan beberapa buah roti yang masih panas.
“Majikanku telah menyuruhku menghantarkan roti-roti ini kepadamu,” pelayan itu menjelaskan.
Rabi’ah mengira-ngira roti tersebut. Semua berjumlah lapan belas potong.
“Mungkin roti-roti ini bukan untukku,” Rabi’ah berkata.
Pelayan itu berusaha meyakinkan Rabi’ah namun sia-sia saja. Akhirnya roti-roti itu dibawanya kembali. Sebenarnya apa yang telah terjadi adalah bahawa pelayan itu telah mengambil dua potong untuk dirinya sendiri. Ia meminta dua potong lagi kepada majikannya kemudian ia kembali ke tempat Rabi’ah. Roti-roti itu dikira oleh Rabi’ah, ternyata semuanya ada dua puluh potong dan setelah itu barulah ia mahu menerimanya.
“Roti-roti ini memang telah dikirim oleh majikanmu untukku,” kata Rabi’ah.
Kemudian Rabi’ah memberikan roti-roti tersebut kepada kedua tetamunya tadi. Keduanya makan namun masih dalam keadaan hairan.
“Apakah rahsia di sebalik semua ini?” Mereka bertanya kepada Rabi’ah. “Kami ingin memakan rotimu sendiri tetapi engkau memberikannya kepada seorang pengemis. Kemudian engkau mengatakan kepada pelayan tadi bahawa kelapan belas roti itu bukan dimaksudkan untukmu. Tetapi kemudian ketika semuanya berjumlah dua puluh potong barulah engkau mahu menerimanya.”
Rabi’ah menjawab: “Sewaktu kamu datang, aku tahu bahawa kamu sedang lapar. Aku berkata kepada diriku sendiri, betapa aku menawarkan untuk memberikan dua potong roti kepada dua orang pemuka yang terhormat? Itulah sebabnya mengapa ketika pengemis tadi datang, aku segera memberikan dua potong roti itu kepadanya dan berkata kepada Allah Yang Maha Besar, “Ya Allah, Engkau telah berjanji bahawa Engkau akan memberikan ganjaran sepuluh kali dan janji-Mu itu kupegang teguh. Kini telah kusedekahkan dua potong roti untuk menyenangkan-Mu, semoga Engkau berkenan untuk memberikan dua puluh potong sebagai imbalannya. Ketika kelapan belas potong roti itu dihantarkan kepadaku, tahulah aku bahawa sebahagian darinya telah dicuri atau roti-roti itu bukan untuk disampaikan kepadaku.”
Rabi’ah dengan sup bawang
Pada suatu hari pelayan wanita Rabi’ah hendak memasak sup bawang kerana telah beberapa lamanya mereka tidak memasak makanan. Ternyata mereka tidak mempunyai bawang. Pelayannya berkata kepada Rabi’ah: “Aku hendak meminta bawang kepada tetangga sebelah.”
Tetapi Rabi’ah melarang: “Telah empat puluh tahun aku berjanji kepada Allah tidak akan meminta sesuatu pun kecuali kepada-Nya. Lupakanlah bawang itu.”
Setelah Rabi’ah berkata demikian, seekor burung meluncur dari angkasa, membawa bawang yang telah terkupas di paruhnya, lalu menjatuhkan ke dalam belanga.
Menyaksikan peristiwa itu Rabi’ah berkata: “Aku takut jika semua ini adalah seperti tipu muslihat.”
Rabi’ah tidak mahu menyentuh sup bawang tersebut. Hanya roti sajalah yang dimakannya.
Rabi’ah dengan binatang liar yang jinak
Pada suatu hari Rabi’ah pergi ke gunung. Ia segera dikerumuni oleh sekawan rusa, kambing hutan, ibeks (sebangsa kambing hutan yang bertanduk panjang) dan keldai-keldai liar. Binatang-binatang ini menatap Rabi’ah dan hendak menghampirinya. Tanpa disangka-sangka Hasan al-Basri datang pula ke tempat itu. Ketika melihat Rabi’ah, ia segera datang menghampirinya. Tetapi setelah melihat kedatangan Hasan, binatang-binatang tadi lari ketakutan dan meninggalkan Rabi’ah. Hal ini membuat Hasan kecewa.
“Mengapakah binatang-binatang itu menghindari dari diriku sedang mereka begitu jinak terhadapmu?” Hasan bertanya kepada Rabi’ah.
“Apakah yang telah engkau makan pada hari ini?” Rabi’ah balik bertanya.
“Sup bawang.”
“Engkau telah memakan lemak binatang-binatang itu. Tidak menghairankan jika mereka lari ketakutan melihatmu.”
Rabi’ah menegur Hasan
Di hari lain, Rabi’ah melalui hadapan rumah Hasan. Ketika itu Hasan termenung di jendela. Ia sedang menangis dan air matanya menitis jatuh mengenai pakaian Rabi’ah. Mula-mula Rabi’ah mengira hujan turun, tetapi setelah ia melihat ke atas dan terlihat olehnya Hasan, sedarlah ia bahawa yang jatuh menitis itu adalah air mata Hasan.
“Guru, menangis adalah petanda dari kelesuan rohani.” Ia berkata kepada Hasan. “Tahanlah air matamu. Jika tidak, di dalam dirimu akan menggelora samudera sehingga engkau tidak dapat mencari dirimu sendiri kecuali pada seorang  Raja Yang Maha Perkasa.”
Teguran itu tidak sedap didengar oleh Hasan, namun ia tetap menahan diri. Di belakang hari ia bertemu degan Rabi’ah di tepi sebuah danau. Hasan menghamparkan sejadahnya di atas air dan berkata kepada Rabi’ah, “Rabi’ah, marilah kita melakukan solat dua rakaat di atas air!”
Rabi’ah menjawab: “Hasan, jika engkau memperlihatkan karamah-karamahmu di tempat ramai ini, maka karamahmu itu haruslah yang tidak dimiliki oleh orang-orang lain.”
Sesudah berkata begitu Rabi’ah melemparkan sejadahnya ke udara, kemudian ia melompat ke atasnya dan berseru kepada Hasan: “Naiklah ke mari Hasan agar orang-orang dapat menyaksikan kita.”
Hasan yang belum mencapai kepandaian seperti itu tidak dapat berkata apa-apa. Kemudian Rabi’ah cuba menghiburkannya dan berkata: “Hasan, yang engkau lakukan tadi dapat pula dilakukan oleh seekor ikan dan yang kulakukan tadi dapat pula dilakukan oleh seekor lalat. Yang Terpenting bukanlah kemahiran-kemahiran seperti itu. Kita harus  mengabdikan diri kepada Hal-hal Yang Terpenting itu.”
Rabi’ah dengan lampu
Pada suatu malam Hasan beserta dua tiga orang sahabatnya berkunjung ke rumah Rabi’ah. Tetapi rumah itu gelap, tiada berlampu. Mereka merasa senang seandainya pada ketika itu ada lampu. Maka Rabi’ah meniup jari tangannya. Sepanjang malam itu hingga fajar, jari Rabi’ah memancarkan cahaya terang benderang bagaikan lampu dan mereka duduk di dalam cahaya.
Jika ada seseorang yang bertanya: “Bagaimanakah hal seperti itu boleh terjadi?” Maka jawapanku adalah: “Persoalannya adalah sama dengan tangan Musa.” Jika ia kemudian menyangkal: “Tetapi Musa adalah seorang Nabi!” Maka jawapanku: “Barangsiapa yang mengikuti jejak Nabi akan mendapatkan sedikit kenabian, seperti yang pernah disabdakan oleh Nabi Muhammad sendiri.”
“Barangsiapa menolak harta benda yang tidak diperolehi secara halal, walaupun harganya satu sen, sesungguhnya ia telah mencapai suatu tingkai kenabian.” Nabi Muhammad juga pernah berkata: “Sebuah mimpi yang benar adalah satu perempat puluh dari kenabian.”
Nasihat Rabi’ah
Pada suatu ketika Rabi’ah mengirimkan sepotong lilin, sebuah jarum dan sehelai rambut kepada Hasan, dengan pesanan, “Hendaklah engkau seperti sepotong lilin, sentiasa menerangi dunia walaupun diri sendiri terbakar, Hendaklah engkau menjadi sebuah jarum, sentiasa berbakti walaupun tidak memiliki apa-apa. Apabila kedua hal  itu telah engkau lakukan maka bagimu seribu tahun hanyalah seperti rambut ini.”
“Apakah engkau mengkehendaki agar kita berkahwin?” tanya Hasan kepada Rabi’ah.
“Tali perkahwinan hanyalah untuk orang-orang yang memiliki keakuan. Di sini keakuan telah hilang, telah menjadi tiada dan hanyalah ada melalui Dia. Aku adalah milik-Nya. Aku hidup di bawah naungan-Nya. Engkau harus melamar diriku daripada-Nya, buka secara langsung kepada diriku sendiri.”
“Bagaimanakah engkau telah bertemu dengan rahsia ini, Rabi’ah?” tanya Hasan.
“Aku lepaslah segala yang telah kuperolehi kepada-Nya,” jawab Rabi’ah.
“Bagaimana engkau telah dapat mengenal-Nya?”
“Hasan, engkau lebih suka bertanya, tetapi aku lebih suka menghayati,” jawab Rabi’ah.
Rabi’ah menasihati orang sakit
Suatu hari Rabi’ah bertemu dengan seseorang yang kepalanya dibalut.
“Mengapa engkau membalut kepalamu?” tanya Rabi’ah.
“Kerana aku merasa pening,” jawab lelaki itu.
“Berapa umurmu?” Rabi’ah bertanya lagi.
“Tiga puluh tahun,” jawabnya.
“Apakah engkau banyak menderita sakit dan merasa susah di dalam hidupmu?”
“Tidak,” jawabnya lagi.
“Selama tiga puluh tahun engkau menikmati hidup yang sihat, engkau tidak pernah mengenakan selubung kesyukuran, tetapi baru malam ini saja kepalamu terasa sakit engkau telah mengenakan selubung keluh kesah,” kata Rabi’ah.
Rabi’ah mengirim selimut
Suatu hari Rabi’ah menyerahkan wang empat dirham kepada seorang lelaki.
“Belikanku sehelai selimut kerana aku tidak mempunyai pakaian lagi,” kata Rabi’ah.
Lelaki itu pun pergi, tetapi tidak lama kemudian ia kembali dan bertanya kepada Rabi’ah: “Selimut berwarna apakah yang harus kubeli?”
“Apa peduliku dengan warna? Pulangkan wang itu kepadaku kembali,” Rabi’ah berkata.
Rabi’ah dengan keasyikannya
Suatu hari di musim bunga, Rabi’ah memasuki tempat tinggalnya, kemudian menjenguk keluar kerana pelayannya berseru: “Ibu, keluarlah dan saksikanlah apa yang telah dilakukan oleh Allah Maha Pencipta.”
“Lebih baik engkaulah yang masuk ke mari,” Rabi’ah menjawab, “Dan saksikanlah Allah Pencipta itu sendiri. Aku sedemikian asyik menatap Allah Yang Maha Pencipta sehingga aku tidak menghiraukan lagi terhadap ciptaan-ciptaan-Nya.”
Rabi’ah memotong daging
Beberapa orang datang mengunjungi Rabi’ah dan menyaksikan ia sedang memotong seketul daging dengan giginya.
“Apakah engkau tidak mempunyai pisau untuk memotong daging itu? Mereka bertanya.
“Aku tidak pernah menyimpan pisau di dalam rumah ini kerana takut terluka,” jawab Rabi’ah.
Rabi’ah berpuasa
Rabi’ah berpuasa selama seminggu. Sepanjang berpuasa itu ia tidak makan dan tidak tidur. Setiap malam ia asyik mengerjakan solat dan berdoa. Lapar yang dirasakannya sudah tidak tertahan lagi. Seorang tetamu masuk ke rumah Rabi’ah membawa semangkuk makanan. Rabi’ah menerima makanan itu. Kemudian ia pergi mengambil lampu. Ketika itu ternyata seekor kucing telah melanggar mangkuk itu.
“Akan kuambil sekendi air dan aku akan berbuka puasa,” Rabi’ah berkata.
“Ketika ia kembali dengan sekendi air ternyata lampu telah padam. Ia hendak meminum air itu dalam kegelapan tetapi kendi itu terlepas dari tangannya dan jatuh, pecah bertaburan. Rabi’ah meratap dan mengeluh sedemikian menyayat hati seolah-olah sebahagian rumahnya telah dimakan api.
Rabi’ah menangis: “Ya Allah, apakah yang telah Engkau perbuat terhadap hamba-Mu yang tidak berdaya ini?”
“Berhati-hatilah Rabi’ah,” sebuah seruan terdengar di telinganya. “Janganlah engkau sampai mengharapkan bahawa Aku akan memberikan semua kenikmatan dunia kepadamu sehingga pengabdianmu kepada-Ku lenyap dalam hatimu. Pengabdian kepada-Ku dan kenikmatan-kenikmatan dunia tidak dapat dipadukan di dalam satu hati. Rabi’ah, engkau menginginkan suatu hal sedang Aku menginginkan hal yang lain. Hasrat-Ku dan hasratmu tidak dapat dipadukan di dalam satu hati.”
Setelah mendengar celaan ini, Rabi’ah berkata: “Kulepaskan hatiku dari dunia dan kubuang segala keinginan dalam hatiku sehingga selama tiga puluh tahun yang terakhir ini, apabila melakukan solat, maka aku menganggapnya sebagai solatku yang terakhir.”
Rabi’ah diuji lelaki
Beberapa orang mengunjungi Rabi’ah untuk mengujinya. Mereka ingin memerangkap Rabi’ah dengan mengucapkan kata-kata yang tidak difikirkannya terlebih dahulu.
“Segala macam kebajikan telah dibahagikan kepada setiap kaum lelaki. Mahkota kenabian telah diletakkan di kepala kaum lelaki. Tali kebangsawanan telah diikatkan di pinggang kaum lelaki. Tidak ada seorang perempuan pun yang telah diangkat oleh Allah menjadi Nabi,” mereka berkata.
“Semua ini memang benar. Tetapi kesombongan, memuja diri sendiri dan ucapan: “Bukankah aku Tuhanmu Yang Maha Tinggi” tidak pernah bertapak di dalam dada perempuan. Dan tidak ada seorang perempuan pun yang menghitung. Semua ini adalah bahagian kaum lelaki.”
Rabi’ah sakit tenat
Ketika Rabi’ah menderita sakit yang tenat, ditanya kepadanya apakah penyebab penyakitnya itu.
“Aku telah melihat syurga dan Allah telah menghukum diriku,” jawab Rabi’ah.
Kemudian Hasan al-Basri datang untuk mengunjungi Rabi’ah.
“Aku mendapati salah seorang pemuka kota Basrah berdiri menunggu di pintu pertapaan Rabi’ah. Ia hendak memberikan sebekas emas kepada Rabi’ah dan ia menangis. Aku bertanya kepadanya: “Mengapakah engkau menangis?” Jawabnya: “Aku menangis kerana wanita solehah zaman ini. Kerana jika berkah hidupnya tidak ada lagi, celakalah umat manusia. Aku telah membawakan wang sekadar untuk membiayai perawatannya tetapi aku khuatir kalau-kalau Rabi’ah tidak mahu menerimanya. Pujuklah Rabi’ah agar ia mahu menerima wang ini.”
Maka masuklah Hasan ke dalam pertapaan Rabi’ah dan memujuknya untuk menerima wang itu. Rabi’ah memandang Hasan dan berkata, “Dia telah menafkahi orang-orang yang menghujah-Nya. Apakah Dia tidak akan menafkahi orang-orang yang mencintai-Nya?” Sejak aku mengenal-Nya, aku telah berpaling dari manusia ciptaan-Nya. Aku tidak tahu apakah kekayaan seseorang itu halal atau tidak, maka betapakah aku dapat menerima pemberiannya? Pernah aku menjahit pakaian yang koyak dengan diterangi lampu dunia. Beberapa saat hatiku lalai tetapi akhirnya akupun sedar. Pakaian itu kukoyak semula kepada bahagian-bahagian yang telah kujahit itu dan hatiku menjadi lega. Mintalah kepadanya agar ia tidak membuat hatiku lalai lagi.”
Rabi’ah yang sakit menerima kunjungan sahabat
Abdul Wahid Amir mengisahkan bahawa ia bersama Sufyan ats-Tsauri menziarahi Rabi’ah ketika sakit tetapi kerana segan mereka tidak berani menegurnya.
“Engkaulah yang berkata,” kataku kepada Sufyan.
“Jika engkau berdoa nescaya penderitaanmu ini akan hilang.”
Rabi’ah menjawab: “Tidakkah engkau tahu siapa yang menhendaki aku menderita seperti ini? Bukankah Allah?”
“Ya,” Sufyan membenarkan.
“Betapa mungkin, engkau menyuruhku untuk memohon hal yang bertentangan dengan kehendak-Nya? Bukankah tidak baik apabila kita menentang Sahabat kita sendiri?”
“Apakah yang engkau inginkan, Rabi’ah?” Sufyan bertanya pula.
“Sufyan, engkau adalah seorang yang terpelajar! Tetapi engkau bertanya demikian? Demi kebesaran Allah telah dua belas tahun lamanya aku menginginkan buah kurma segar. Engkau tentu tahu bahawa di kota Basrah buah kurma sangat murah harganya, tetapi hingga saat ini aku tidak pernah memakannya. Aku ini hanyalah hamba-Nya dan apakah hak seorang hamba untuk menginginkan sesuatu? Jika aku menginginkan sesuatu sedang Allah tidak menginginkannya, maka kafirlah aku. Engkau harus menginginkan segala sesuatu yang diinginkan-Nya semata-mata agar engkau dapat menjadi hamba-Nya yang sejati. Tetapi lainlah persoalannya jika Tuhan sendiri memberikannya.”
Sufyan terdiam. Kemudian ia berkata kepada Rabi’ah: “Kerana aku tidak dapat berbicara tentang dirimu, maka engkaulah yang berbicara tentang diriku.”
“Engkau adalah manusia yang baik kecuali dalam satu hal: Engkau mencintai dunia. Engkau pun suka membacakan hadis-hadis.” Yang terakhir ini dikatakan Rabi’ah dengan maksud bahawa membacakan hadis-hadis tersebut adalah suatu perbuatan yang mulia.
Sufyan merasa sangat susah hati dan memohon: “Ya Allah, kasihilah aku!”
Tetapi Rabi’ah mencelanya dengan berkata: “Tidak malukah engkau mengharapkan kasih Allah sedangkan engkau sendiri tidak mengasihi-Nya?”
Rabi’ah menasihati Malik bin Dinar
Malik bin Dinar mengisahkan sebagai berikut: Ketika mengunjungi Rabi’ah, kulihat dia menggunakan gayung pecah untuk minum dan bersuci, sehelai tikar dan sebiji batu-bata yang kadang-kadang digunakannya sebagai bantal. Menyaksikan semua itu hatiku menjadi sedih.
“Aku mempunyai ramai kawan yang kaya, jika engkau menghendaki sesuatu akan kumintakan kepada mereka,” aku berkata kepada Rabi’ah.
“Malik, engkau telah melakukan kesalahan yang besar. Bukankah yang menafkahi aku dan yang menafkahi mereka adalah satu?’ soal Rabi’ah.
“Ya,” jawabku.
“Apakah yang memberi kepada orang-orang miskin itu lupa kepada orang-orang miskin kerana kemiskinan mereka? Dan apakah Dia ingat kepda orang-orang yang kaya kerana kekayaan mereka?” tanya Rabi’ah.
“Tidak,” jawabku.
“Jadi, kerana Dia mengetahui keadaanku, bagaimanakah aku harus mengingatkan-Nya? Beginilah yang dikehendaki-Nya, dan aku menghendaki seperti yang dikehendaki-Nya,” Rabi’ah menerangkan lagi.
Rabi’ah dengan ucapan-ucapan sahabatnya
Pada suatu hari, Hasan al-Basri, Malik bin Dinar dan Syaqiq al-Balkhi mengunjungi Rabi’ah yang sedang terbaring dalam keadaan sakit.
“Seorang manusia tidak dapat dipercayai kata-katanya jika ia tidak tabah menanggung ujian dari Allah,” kata Hasan memulai percakapannya.
“Kata-katamu itu menunjukkan engkau seorang yang ego,” Rabi’ah membalas.
Kemudian giliran Syaqiq pula berkata: “Seorang manusia itu tidak dapat dipercayai kata-katanya jika ia tidak bersyukur atas pemberian Allah.”
“Ada perkara yang lebih baik daripada itu,” jawab Rabi’ah.
Malik bin Dinar pula berkata: “Seorang manusia tidak dapat dipercayai kata-katanya jika ia tidak merasa bahagia ketika menerima ujian Allah.”
“Masih ada yang lebih baik daripada itu,” Rabi’ah mengulangi jawapannya.
“Jika demikian, katakanlah kepada kami,” mereka mendesak Rabi’ah.
Maka Rabi’ah berkata: “Seorang manusia tidak dapat dipercayai kata-katanya jika ia tidak lupa kepada ujian dari Allah, ketika ia merenungkan-Nya.”
Rabi’ah dengan seorang cendikiawan
Seorang cerdik pandai yang  terkemuka di kota Basrah mengunjungi Rabi’ah yang sedang terbaring sakit. Sambil duduk di sisi Rabi’ah ia mencaci maki dunia.
Rabi’ah berkata kepadanya: “Sesungguhnya engkau sangat mencintai dunia ini, Jika engkau tidak mencintai dunia tentu engkau tidak akan menyebut-nyebutnya berulangkali seperti ini. Seorang pembelilah yang sentiasa mencela barang-barang yang hendak dibelinya. Jika engkau tidak merasa berkepentingan dengan dunia ini tentulah engkau tidak akan memuji-muji atau memburuk-burukkannya. Engkau menyebut-nyebut dunia ini seperti kata peribahasa, barangsiapa mencintai sesuatu hal maka ia sering menyebut-nyebutnya.”
Saat Rabi’ah meninggal dunia
Ketika tiba saatnya Rabi’ah harus meninggalkan dunia fana’ ini, orang-orang yang menziarahinya meninggalkan kamarnya dan menutup pintu kamar itu dari luar. Setelah itu mereka mendengar suara yang berkata: “Wahai jiwa yang damai, kembalilah kepada Tuhanmu dengan berbahagia.”
Beberapa saat kemudian tidak ada lagi suara yang terdengar dari kamar Rabi’ah. Mereka lalu membuka pintu kamar itu dan mendapatkan Rabi’ah telah meninggal dunia.
Setelah Rabi’ah meninggal dunia, ada yang bertemu dengannya dalam sebuah mimpi. Kepadanya ditanyakan.
“Bagaimanakah engkau menghadapi Munkar dan Nakir?”
Rabi’ah menjawab: “Kedua malaikat itu datang kepadaku dan bertanya: “Siapakah Tuhanmu?” Aku menjawab: “Pergilah kepada Tuhanmu dan katakan kepada-Nya: “Di antara beribu-ribu makhluk yang ada, janganlah Engkau melupakan seorang wanita tua yang lemah. Aku hanya memiliki Engkau di dunia yang luas, tidak pernah lupa kepada-Mu, tetapi mengapakah Engkau mengirimkan utusan sekadar menanyakan “Siapakah Tuhanmu” kepadaku?”
Doa-doa Rabi’ah
“Ya Allah, apa pun yang akan Engkau kurniakan kepadaku di dunia ini, berikanlah kepada musuh-musuh-mu, dan apa pun yang akan Engkau kurniakan kepadaku di akhirat nanti, berikanlah kepada sahabat-sahabat-Mu, kerana Engkau sendiri cukuplah bagiku.”
“Ya Allah, jika aku menyembah-Mu kerana takut kepada neraka, bakarlah aku di dalam neraka; dan jika aku menyembah-Mu kerana mengharapkan syurga, campakkanlah aku dari dalam syurga; tetapi jika aku menyembah-Mu demi Engkau semata, jangan Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajah-Mu yang abadi kepadaku.”
“Ya Allah, segala jerih payahku dan semua hasratku di antara segala kesenangan dunia ini adalah untuk mengingati Engkau. Dan di akhirat nanti, di antara segala kesenangan akhirat, adalah untuk berjumpa dengan-Mu. Begitulah halnya diriku, seperti yang telah kukatakan. Kini, perbuatlah seperti yang Engkau kehendaki.”

NHW #2 : CHECKLIST INDIKATOR PROFESIONALISME PEREMPUAN

* NICE HOME WORK # 2 *  Bunda, setelah pemahaman awal menjadi Ibu Profesional, Kebanggaan Keluarga. Pekan ini kita akan diajarkan membu...