Rabu, 07 November 2018

NHW #2 : CHECKLIST INDIKATOR PROFESIONALISME PEREMPUAN

* NICE HOME WORK # 2 * 📚
Bunda, setelah pemahaman awal menjadi Ibu Profesional, Kebanggaan Keluarga.
Pekan ini kita akan diajarkan membuat
 * “CHECKLIST INDIKATOR PROFESIONALISME PEREMPUAN” *
  1. Sebagai individu
  2. Sebagai istri
  3. Sebagai ibu
Buatlah indikator yg kita sendiri bisa menjalankannya. Buat anda yang sudah berkeluarga, tanyakan kepada suami, istri semacam apa yang bisa membuat dirinya bahagia. Tanyakan kepada anak-anak, indikator ibu semacam apa yang bisa membuat mereka bahagia .Jadikanlah jawaban-jawaban mereka sebagai referensi pembuatan cheklist kita.
Buat yang masih sendiri, buatlah indikator diri dan pakailah permainan “andaikata aku menjadi istri” apa yang harus aku lakukan, “dan andaikata kelak aku menjadi ibu”, apa yang harus aku lakukan.
Kita belajar membuat “Indikator” untuk diri sendiri.
Kunci dari membuat Indikator kita singkat menjadi SMART :
– SPECIFIK (unik / detil)
– Measurable (terukur, contoh: dalam 1 bulan, 4 kali berbagi hasil belajar)
– ACHIEVABLE (bisa diraih, tidak terlalu susah dan tidak terlalu mudah)
– REALISTIS (Berhubungan dengan kondisi kehidupan sehari-hari)
– TIMEBOND (Berikan batas waktu)
Salam Ibu Profesional,

/ Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional /

Bahagaia sekali mendapat NHW untuk membuat indikator sebagai individu, istri dan ibu. Dimana disini tugas/misi saya untuk menjadi seorang Ibu Profesional lebih terarah. Kemungkinan selama ini ada indikator yang terlewatkan yang seharusnya saya lakukan.
Berikut adalah indikator yang saya buat dengan menggunakan table agar mudah untuk di baca. Tidak terlalu sulit atau ambisius. Krn menurut saya tujuan menuliskan NHW ini adalah belajar untuk introspeksi diri, merumuskan indikator untuk saya sendiri, dan belajar untuk lebih konsisten dgn dimulai dari hal-hal yang sederhana. Krn jika dilakukan secara terus menerus (kontinu) maka akan berdampak besar bagi next indikator saya. Amiin.

Indikator sebagai pribadi

Tentunya yang ini memperbaiki kualitas saya sebagai hamba, ini yang lebih utama
Ibadah wajib Do it on time, perbanyak ibadah sunah. Sharing tulisan bermanfaat, Mencari ilmu, Menambah sosialisasi dengan tetangga.

Indikator sebagai istri

Untuk hal ini saya discussed dengan suami, sebelumnya suami meminta saya untuk mendengar salah satu kajian dari Ust Khalid Basalamah tentang mahkota pengantin. Bagaimana membangun rumah tangga yang harmonis. Sehingga indikatornya tidak banyak. Menyiapkan kebutuhan suami sesuai dengan etika berumah tangga, perbanyak merias diri di rumah, dan mendengarkan suami saat menyampaikan nasihat.

Indikator sebagai seorang ibu
Untuk indikator sebagai seorang ibu saya list lumayan banyak. Intinya bagaimana menjadi ibu yang menyenangkan bagi anak saya saat mendidiknya.

Materi #2 : MENJADI IBU PROFESIONAL

MENJADI IBU PROFESIONAL
Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #2
Disusun oleh tim Matrikulasi 
Institut Ibu Profesional

APA KABAR BUNDA DAN CALON BUNDA PESERTA MATRIKULASI
IIP?
PEKAN INI KITA AKAN BELAJAR BERSAMA
a. Apa Itu Ibu Profesional?
b. Apa itu Komunitas Ibu Profesional?
c. Bagaimana tahapan-tahapan untuk
menjadi Ibu Profesional?
d. Apa saja indikator keberhasilan seorang
Ibu Profesional?

APA ITU IBU PROFESIONAL?
Kita mulai dulu dengan mengenal kata IBU ya. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia Ibu itu memiliki makna 1 perempuan yang telah melahirkan seseorang; 2 sebutan untuk perempuan yang sudah bersuami;3 panggilan yang takzim kepada perempuan baik yang sudah bersuami maupun yang belum; 4 bagian yang pokok (besar, asal, dan sebagainya): — jari; 5 yang utama di antara beberapa hal lain; yang terpenting: — negeri; — kota;
Sedangkan kata PROFESIONAL, memiliki makna 1 bersangkutan dengan profesi; 2 memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya: ia seorang juru masak –;
Berdasarkan dua makna tersebut di atas, maka IBU PROFESIONAL adalah seorang perempuan yang :
a. Bangga akan profesinya sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya.
b.Senantiasa memantaskan diri dengan berbagai ilmu, agar bisa bersungguh –sungguh mengelola keluarga dan mendidik anaknya dengan kualitas yang sangat baik.

APA ITU KOMUNITAS IBU PROFESIONAL?Adalah forum belajar bagi para perempuan yang senantiasa ingin meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang ibu, istri dan sebagai individu.
MISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL1.Meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anaknya.
2. Meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya sehingga menjadi keluarga yang unggul.
3. .Meningkatkan rasa percaya diri ibu dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya
4. Meningkatkan peran ibu menjadi “change agent” (agen pembawa perubahan), sehingga keberadaannya akan bermanfaat bagi banyak orang.
VISI KOMUNITAS IBU PROFESIONALMenjadi komunitas pendidikan perempuan Indonesia yang unggul dan profesional sehingga bisa berkontribusi kepada negara ini dengan cara membangun peradaban bangsa dari dalam internal keluarga.
BAGAIMANA TAHAPAN-TAHAPAN MENJADI IBU PROFESIONAL?
Ada 4 tahapan yang harus dilalui oleh seorang Ibu Profesional yaitu :
a. Bunda Sayang
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anak-anaknya
b. Bunda Cekatan
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya sehingga menjadi keluarga yang unggul.
c. Bunda Produktif
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan rasa percaya diri ibu, dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya
d. Bunda Shaleha
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan peran ibu sebagai agen pembawa perubahan di masyarakat, sehingga keberadaannya bermanfaat bagi banyak orang.
APA INDIKATOR KEBERHASILAN IBU PROFESIONAL?“Menjadi KEBANGGAAN KELUARGA”
Kalimat di atas adalah satu indikator utama keberhasilan seorang Ibu Profesional. Karena anak-anak dan suami kitalah yang paling berhak pertama kali mendapatkan ibu dan istri yang terbaik di mata mereka.
Maka yang perlu ditanyakan adalah sbb :
BUNDA SAYANG
a. Apakah anak-anak semakin senang dan bangga dididik oleh ibunya?
b. Apakah suami semakin senang dan bangga melihat cara istrinya mendidik anak-anak, sehingga keinginannya terlibat dalam pendidikan anak semakin tinggi?
c. Berapa ilmu tentang pendidikan anak yang kita pelajari dalam satu tahun ini?
d. Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan bersama anak-anak?
BUNDA CEKATAN
a. Apakah manajemen pengelolaan rumah tangga kita menjadi semakin baik?
b.Apakah kita sudah bisa meningkatkan peran kita di rumah? Misal dulu sebagai “kasir” keluarga sekarang menjadi “manajer keuangan keluarga”.
c.Berapa ilmu tentang manajemen rumah tangga yang sudah kita pelajari dalam satu tahun ini?
d.Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan dalam mengelola rumah tangga
BUNDA PRODUKTIF
a. Apakah kita semakin menemukan minat dan bakat kita?
b. Bagaimana cara kita memperbanyak jam terbang di ranah minat dan bakat kita tersebut?
c. Apakah kita merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excellent) di ranah minat dan bakat kita ini?
d. Bagaimana cara kita bisa produktif dan atau mandiri secara finansial tanpa harus meninggalkan anak dan keluarga?
BUNDA SHALEHA
a. Nilai-nilai apa saja yang kita perjuangkan dalam hidup ini?
b. Apa yang ingin kita wariskan di muka bumi ini, yang tidak akan pernah mati ketika kita tiada?
c. Program berbagi apa yang akan kita jalankan secara terus menerus?
d. Apakah kita merasa bahagia dengan program tersebut?
Selamat berproses menjadi Ibu Profesional, dan nikmatilah tahapan-tahapan belajar yang bunda dan calon bunda rasakan selama mengikuti program pendidikan di Ibu Profesional ini dengan segenap kesungguhan
Seperti pesan pak Dodik kepada Ibu Septi untuk meyakinkan beliau tentang pentingnya kesungguhan menjadi seorang Ibu sbb:
“Bersungguh-sungguhlah kamu di dalam, maka kamu akan keluar dengan kesungguhan itu, tidak ada hukum terbalik” -Dodik Mariyanto
Salam Ibu Profesional
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
📚SUMBER BACAAN:
Kamus Besar Bahas Indonesia, Edisi keempat, Balai Pustaka, Jakarta, 2008
Hei, Ini Aku Ibu Profesional, Leutikaprio, cetakan 1, 2012
Bunda Sayang, Seri Ibu Profesional, Gaza Media, cetakan 1, 2013
Bunda Cekatan, Seri Ibu Profesional, Gaza Media, cetakan 1, 2014
Bunda Produktif, Catatan Ikhtiar Menjemput Rizki, Seri Ibu Profesional, J&J Publishing, cetakan 1, 2015

Kamis, 09 Agustus 2018

Ulasan NHW#1

ULASAN 1
KELAS MATRIKULASI BATCH #6
INSTITUT IBU PROFESIONAL


Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional

ULASAN NHW 1

Apa kabar bunda dan calon bunda peserta Matrikulasi IIP Batch #6?
Tidak terasa sudah 1 pekan kita bersama dalam forum belajar ini. Terima kasih untuk seluruh peserta yang sudah “berjibaku” dengan berbagai cara agar dapat memenuhi “Nice Homework” kita. Mulai dari yang bingung mau ditulis dimana, belum tahu caranya posting sampai dengan hebohnya dikejar batas waktu. Insya Allah kehebohan di tahap awal ini akan membuat kita semua banyak belajar hal baru dan terus semangat sampai akhir program.

Di NHW 1 ini, tidak ada jawaban yang benar dan salah, karena kita hanya diminta untuk fokus pada ilmu-ilmu yang memang akan kita tekuni di Universitas Kehidupan ini.

Yang diperlukan hanya dua yaitu FOKUS dan PERCAYA DIRI. Jangan sampai saat kuliah dulu kita salah jurusan, bekerja salah profesi, sekarang mengulang cara yang sama saat menapaki kuliah di universitas kehidupan, tapi mengharapkan hasil yang berbeda. Kalau pak Einstein menamakan hal ini sebagai “INSANITY”.

_INSANITY: DOING THE SAME THINGS OVER AND OVER AGAIN AND EXPECTING DIFFERENT RESULT_
~Albert Einstein

Setelah kami cermati, ada beberapa peserta yang langsung menemukan jawabannya karena memang sehari-hari sudah menggeluti hal tersebut. Ada juga yang masih mencari-cari karena menganggap semua ilmu itu penting.

Banyak diantara kita menganggap semua ilmu itu penting tapi lupa menentukan prioritas. Hal inilah yang menyebabkan hidup kita tidak fokus, semua ilmu ingin dipelajari dan berhenti pada sebuah “kegalauan” karena terkena “tsunami informasi”.

Yang lebih parah lagi adalah munculnya penyakit “FOMO” (Fear of Missing Out), yaitu penyakit ketakutan ketinggalan informasi. Penyakit ini juga membuat penderitanya merasa ingin terus mengetahui apa yang dilakukan orang lain di media sosial. FOMO ini biasanya menimbulkan penyakit berikutnya yaitu ”NOMOFOBIA”, rasa takut berlebihan apabila kehilangan atau hidup tanpa telepon seluler pintar kita.

Matrikulasi IIP batch#6 ini akan mengajak para bunda dan calon bunda untuk kembali sehat menanggapi sebuah informasi dalam jaringan (online). Karena sebenarnya sebagai peserta kita hanya perlu komitmen waktu 2-4 jam per minggu saja, yaitu saat diskusi materi dan pembahasan ulasan, setelah itu segera kerjakan NHW, kirim dan selesai, cepatlah beralih ke kegiatan luar jaringan (offline) lagi tanpa ponsel atau kembali ke kegiatan dalam jaringan (online) dimana kita fokus pada informasi seputar jurusan ilmu yang kita ambil. Hal tersebut harus diniatkan sebagai investasi waktu dan ilmu dalam rangka menambah jam terbang kita.

Katakan pada godaan ilmu/informasi yang lain yang tidak selaras dengan jurusan yang kita ambil, dengan kalimat sakti ini:

*MENARIK, TAPI TIDAK TERTARIK*

Apa pentingnya menentukan jurusan ilmu dalam universitas kehidupan ini?

*JURUSAN ILMU YANG KITA TENTUKAN DENGAN SEBUAH KESADARAN TINGGI DI UNIVERSITAS KEHIDUPAN INI, AKAN MENDORONG KITA UNTUK MENEMUKAN PERAN HIDUP DI MUKA BUMI INI*

Sebuah alasan kuat yang sudah kita tuliskan kepada pilihan ilmu tersebut, jadikanlah sebagai bahan bakar semangat kita dalam menyelesaikan proses pembelajaran kita di kehidupan ini.

Sedangkan strategi yang sudah kita susun untuk mencapai ilmu tersebut adalah cara/kendaraan yang akan kita gunakan untuk mempermudah kita sampai pada tujuan pencapaian hidup dengan ilmu tersebut.

Sejatinya,

*SEMAKIN KITA GIAT MENUNTUT ILMU, SEMAKIN DEKAT KITA KEPADA SUMBER DARI SEGALA SUMBER ILMU, YAITU “DIA” YANG MAHA MEMILIKI ILMU*

Indikator orang yang menuntut ilmu dengan benar adalah terjadi perubahan dalam dirinya menuju ke arah yang lebih baik.

Tetapi di Institut Ibu Profesional ini, kita bisa memulai perubahan justru sebelum proses menuntut ilmu. Kita yang dulu sekedar menuntut ilmu, bahkan menggunakan berbagai cara kurang tepat, maka sekarang berubah ke Adab menuntut ilmu yang baik dan benar, agar keberkahan ilmu tersebut mewarnai perjalanan hidup kita.

*MENUNTUT ILMU ADALAH PROSES KITA UNTUK MENINGKATKAN KEMULIAAN HIDUP, MAKA CARILAH DENGAN CARA-CARA YANG MULIA*

Salam Ibu Profesional,
Septi Peni Wulandani

Sumber Bacaan :
_Hasil Penelitian “the stress and wellbeing” secure Envoy, Kompas, Jakarta, 2015_
_Materi “ADAB MENUNTUT ILMU” program Matrikulasi IIP, batch #6, 2018_
_Hasil Nice Home Work #1, peserta program Matrikulasi IIP batch #6, 2018_

NHW#1 : Adab Menuntut Ilmu

NICE HOMEWORK #1

ADAB MENUNTUT ILMU


Bunda dan calon bunda peserta Matrikulasi Ibu Profesional Batch #6, kini sampailah kita pada tahap menguatkan ilmu yang kita dapatkan kemarin, dalam bentuk tugas.

Tugas ini kita namakan NICE HOMEWORK dan disingkat menjadi NHW. 

Dalam materi "ADAB MENUNTUT ILMU" kali ini, NHW nya adalah sbb:

1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan Anda tekuni di universitas kehidupan ini!

2. Alasan terkuat apa yang Anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut?

3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan Anda rencanakan di bidang tersebut?

4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang Anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut?

_Menuntut ilmu adalah salah satu cara meningkatkan kemuliaan hidup kita, maka carilah dengan cara-cara yang mulia._


Salam Ibu Profesional, 
Tim Matrikulasi Ibu Profesional


NHW#1_REZILIA RAHMA AUDRIA

1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini?
Universitas kehidupan adalah dunia ini. Kita adalah mahasiswanya. Allah adalah Rektornya. Buku pelajaran berupa Ilmu teori bahkan rumus sudah terdapat dalam Al-Quran dan Sunnah. Jurusannya terbagi dari ilmu kehidupan dan ilmu kematian. Semua mahasiswa diwajibkan belajar untuk “lulus”. Ujian sudah pasti ada. Namun ujian tersebut pastilah sudah sesuai dengan kemampuan mahasiswanya. Tapi tingkat kesulitan ujian tidak lah sama. Tergantung kelas mahasiswa tersebut. Ada yang nilainya bagus, pas-pasan, jelek. Bahkan ada yang tidak lulus dan menyerah. Dalam Universitas kehidupan ini, saya menemui kegagalan terbesar dalam jurusan “parenting”. Menurut pandangan hidup saya, jurusan parenting penting untuk memulai kehidupan setiap insan. Ilmu parenting memandu setiap pribadi akan menjadi apakah dia. Akan seperti apa masa depannya. Dan ilmu parenting ini berpengaruh terhadap peradaban manusia. Melahirkan generasi seperti apa tergantung ilmu parentingnya. Saya sebagai seorang Ibu, jurusan yang akan saya ambil adalah jurusan parenting syariah. 

2. Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut?
Bagi saya anak adalah amanah terbesar dalam hidup saya. Salah satu cara saya bisa mempersiapkan generasi terbaik adalah dengan memperbaiki kualitas saya sebagai sekolah utama bagi anak-anak saya. Saya menyadari betapa jauh saya dari kesempurnaan. Manusia memang tidak ada yang sempurna, maka ketidaksempurnaan lah yang membuat manusia merasa perlu menyempurnakan dirinya dengan belajar. Memperbaiki diri menjadi lebih baik dan lebih baik.. Terakhir, anak adalah tabungan dunia dan akhirat untuk orang tua  Ketika kita berhasil mendidik anak, dan mereka meneruskan didikan tersebut kepada anak cucunya kelak. Maka itu adalah prestasi terbesar karena kita telah menciptakan peradaban yang baik dengan mendidik generasi kita. Kesuksesan anak tidak hanya dalam hal materil, tetapi juga immateril berupa akhlak, kecerdasan, dan berbagai macam keahlian dan keterampilan lainnya. Dan ketika kita mampu mendidik anak menjadi anak yang shaleh, maka ia akan menjadi amalan yang tidak terputus hingga kapanpun. 

3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut?
Tholibul ilmu "mencari ilmu" seperti mendatangi majlis ilmu, Mengikuti seminar, bergabung dengan komunitas parenting, membaca buku). Semua sudah dilakukan, tapi masih banyak ilmu yang belum didapati dan belum teraplikasi dengan baik. Sehingga strategi selanjutnya adalah saya harus berubah menjadi pribadi yang lebih konsisten. Karena jujur berubah dari pribadi yang moody masih sulit untuk saya rubah. Tapi dengan bergabung dengan IIP, saya menemukan semangat baru. Dimana moody saya berkurang karena berjumpa dan berdiskusi dengan para ibu hebat setiap harinya. Pagi, siang dan malam. Jadi bagaimana saya bisa mengeluh dan kurang semangat lagi? Semoga dengan ruang lingkup saya yang seperti ini dapat merubah kebiasaan moody saya. Selalu semangat dan berfikir positif. Semoga Allah meridhoi dan memberikan kelancaran. 

4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu,perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut.
1.Mantapkan tujuan
2.Selalu bersemangat
3.Hilangkan sikap moody

4.Merendahkan diri dan menjadi pendengar yang baik saat mencari ilmu.

Resume Diskusi Materi 1 : ADAB MENUNTUT ILMU

Resume Materi 1 : Adab Menuntut Ilmu
30-31 Juli 2018

Matrikulasi Institut Ibu Profesional Batch#6
Grup Whatsapp Bekasi #2
Resume Diskusi Materi 1 : ADAB MENUNTUT ILMU
Fasilitator : Sri Nyanamba Dewi
Moderator : Rasita Amelia Hasnawati



1) Waktu menuntut ilmu
Nama Lengkap: Suci Nur Hidayati
Pertanyaan: Dalam Adab pada diri sendiri, maksud "mengutamakan waktu-waktu dalam menuntut ilmu" apakah ada waktu2 tertentu khusus untuk menuntut ilmu atau waktu yg disepakati bersama seperti waktu materi dan diskusi?
Jawaban
Mbak Eia :
Mengutamakan disini maksudnya mendahulukan / memprioritaskan waktu / jadwal untuk menuntut ilmu drpd kegiatan lainnya.
Contohnya disaat waktu menuntut ilmu menjelang tidak lagi mengerjakan hal lainnya namun justru bersiap". Seperti berangkat ke tempat menuntut ilmu spy tiba lbh awal / menyimak grup tepat waktu saat waktunya diskusi Tidak melakukan kegiatan lain namun fokus saat menerima ilmu dari guru/saat mendapatkan ilmu dr sumber ilmu lainnya. Yang mba Uci sampaikan adalah salah satu contoh waktu dlm menuntut ilmu.

Tanggapan 1
Mba Y mohon pencerahan.a terkait masalah ini, mengingat poin ini yg paling sering sy alami conth yg mba berikan, bagaimana cara.a menyikapi jika pd saat kita ingin menuntut ilmu khususnya disini group, selalu terganggu contoh: ya...sini sebentar, kesini dulu, tolong ini dan itu. Sementara kita ingin fokus, disisi lain jk tdk di hiraukan akan menimbulkan msalah.
Mohon bimbingan.a mba Y
Jawaban Tanggapan 1
Mbak y : Sampaikanlah pada yang mengucapkan sini sebentar, kesini dulu, tolong ini dan itu (�)
Bahwa hari apa jam berapa sampai jam berapa saya mau ...
Bila ada sesuatu yang butuh bantuan saya tolong sampaikan sebelum jam itu atau setelahnya.
Ini bisa diterapkan pada siapapun untuk hal apapun.
Bahkan malam ini Y lakukan hal yang sama pada suami & anak".
Jadi mereka paham apa yg sedang Y lakukan saat ini.
Sampaikan dengan santun ya 😁
Tanggapan 2
Mbak Yeti : Bagaimana dg anak balita yg belum mengerti y mba Y?kita sudah izin dan kondisikan tp ttap diajak bermain. Adakah tipsnya menghadapi balita untuk membagi waktu kl kita ada kesibukan lain?
Jawaban Tanggapan 2
Mbak y “:Butuh waktu untuk pembiasaan mba. Sebagai ortu jg harus konsisten. Kalau waktu yg dijanjikan sudah tiba, brarti yg mba kerjakan harus disudahi & balik pada anak. Berikan perhatian sepenuhnya, jangan disambi. Pada masa pembiasaan itu, bs mnt tlg pd orang di sekitar. Misal suami utk menemani anak

*******************************************************************
2) Cara membersihkan hati untuk menerima ilmu
Nama Lengkap: surani hijratih
Pertanyaan : Bagaimana cara membersihkan hati sampai tuntas agar ilmu dpt masuk?
Nama lengkap : Rasita Amelia Hasnawati
Pertanyaan : Ilmu bagaikan cahaya dan akan masuk untuk orang yang hatinya bersih. Nah bagaimana agar kita hatinya bersih untuk siap menerima ilmu?
Jawaban :
Orang" yang bersih hatinya biasanya orang" yang dekat dengan Tuhan dan Tuhan adalah Sang Pemilik Ilmu yang hakiki dan secuil ilmu yang diperoleh manusia adalah pemberianNya walau cara mendapatkannya bisa dengan cara yang berbeda".
Jadi lebih dekatkan diri pada Tuhan dengan berbagai cara sesuai perintahNya dan jauhi laranganNya.
Seperti menjaga adab dalam menuntut ilmu dengan menjauhi sikap sombong, introspeksi diri & banyak hal lainnya yang tentu diri kita sendiri yang paling tahu cara yang sesuai dengan diri kita untuk membersihkan hati
Tanggapan
Rasita : Kalau misalnya kita bebal, ilmu rasanya nggak masuk2... berarti itu hatinya sedang kotor ya Mbak @Mbak Yana fasil IIP Bekasi ?
Jawaban Tanggapan
Coba introspeksi diri saat mengalami ini... Apakah kita menjaga konsentrasi saat menuntut ilmu?
Apakah kita meremehkan sumber ilmu (ada kesombongan di hati)? Apakah ada hal yang tdk berkah yang kita lakukan? Karena itu jg bs menjadi penghalang bertambahnya ilmu. Dan hal" lainnya yg bs terpikirkan oleh mba.. Coba renungi diri lagi 😘

*********************************************************************
3) Praktek adab
Nama Lengkap: Wulan Fitriany
Pertanyaan: di materi dijelaskan adab dulu baru ilmu, untuk mengetahui adab nya bagaimana kak ketika orangtua tidak mempraktekan adab2 itu ? Mohon penjelasan nya kak..
Jawaban&Tanggapan
Mbak Y : Utk mba Fitri, Bagaimana mengetahui bahwa orangtua tidak mempraktekkan adab?
Mbak Fitri : Alhamdulillah sekarang ini saya sdah mendptkan adab tentang mencari ilmu, dan qodarulloh tanpa mengurangi rasa hormat, saya tdk mendptkan informasi mengenai adab dri orangtua saya. Sekarang saya punya adik yang sudah remaja sudah duduk di majlis ilmu dlm waktu yg cukup lama, bagaimana upaya saya utk memperbaiki ketidaktauan adik saya itu? Sehubungan krna jarak tempat saya dan adik saya jauh.. Mohon penjelasan nya kak 🙏�
Mbak Y : Jadi maksud pertanyaan mba Fitri krn peduli dg kebutuhan sang adik mengenai adab sedangkan dikhawatirkan tdk mendapatkan contohnya dari orang dewasa disekitarnya. Begitu ya?
Mbak Fitri : Iya mbak..
Mbak Y : Mba bisa menjadi contoh. Tidak selamanya mba berjauhan kan? Ada waktu tertentu mba pulang? Kuatkan ikatan kekeluargaan dg orangtua dan adik. Ikatan kekeluargaan yang kuat sangat dibutuhkan antar anggota keluarga terutama saat tinggal berjauhan. Saat mba pulang, mba juga bisa 'titipkan' adik dan bahkan mungkin orangtua mba juga pada keluarga lain yang tinggal berdekatan & dihormati oleh orangtua serta adik mba / tokoh masyarakat misalnya yg memang dihargai pendapatnya oleh keluarga mba.
Contoh nyatanya adalah orangtua Y.
Mereka sama" merantau sejak usia muda, namun adab pada orangtua & mertua serta pada adik" dan adik" ipar sangat baik. Bahkan adik" ibu Y yang pernah ikut tinggal bersama kami sangat dekat bagaikan adik kandung ayah Y dan byk contoh lain yang Y ikuti dari adab orangtua Y

Nama Lengkap: via dolo rosa (Via)
Pertanyaan : bagaimana cara mengamalkan adab di tengah zaman sekarang ini yg apa2 serba instan, copy paste, dll ?
Jawaban Untuk mba Via,
Bisa coba mulai menerapkan sceptical thinking. Lalu bisa lanjut dengan langkah" lain yang sesuai sikonnya

Nama Lengkap: surani hijratih
Pertanyaan :Bagaimana cara kita reshare ilmu yg didapat dengan baik dan benar?
Jawaban Utk mba Surani,
Sudah pasti kita cantumkan / sebut sumber ilmunya dan akan lebih baik bila kita menyampaikan kembali ilmu tersebut dalam bentuk ulasan yang kita buat. Itu bs menjadi salah satu cara untuk kita bisa meresapi ilmu tersebut bisa juga disertai kutipan" yang berasal dari sumber ilmu tsb

Nama Lengkap: Sari Sartika
Pertanyaan: mba y saya mau bertanya bagaimana caranya menerapkan ilmu untuk dirisendiri,dan nantinya dapat berguna untuk keluarga?
Jawaban-Tanggapan Utk mba Sari,
For things to change, I must change first
Jadi awali menerapkan ilmu dari diri sendiri, tak apa sedikit" namun bertahap meningkat dan konsisten.
Tak perlu memaksakan spy keluarga mengikuti karena merasa sdh memberi contoh apalagi memaksa dengan memberi aturan. Diajak saja, berbagi kesenangan dari ilmu yang diterapkan. Tidak ada yang menolak untuk diajak bersenang" & berbahagia kan?
Mbak Sari : Apabila kita sudah memberikan ilmu yg kita tau,yang rasa itu benar,dan org yg kita beritahukan tidak terima,sebaiknya kita harus diam sajakah?
Mbak Y : Menurut mba Sari lebih banyak mana manfaatnya, diam / sebaliknya?
Mbak Sari : Aku pernah ksh tau buktinya dan org yg bersangkutan tidak percaya dia bilang itu cuma ketikan,sedangkan aku kalo diksh tau ttg link2 yg bagi ku penting2ku terima,ku baca baik2 kalo emang baik utk ku ya ku jalani.. apakah salah mba?
Mbak Nurida : Saya nyimak mba.. Pertanyaan yg sama. Banyak di keluarga saya yg kurang sepaham dengan peradaban. (Tanpa bermaksud merasa diri sendiri benar)
Mbak Y : Kalau mba merasa ilmu yang di dapat itu benar, sumbernya kompeten, tidak menyalahi ajaran agama silakan saja mba jalankan. Utamakan tidak ada yang tersakiti tentunya ya 😉
Mbak sari : Alhamdulillah sampai saat ini ku menjalani mana yg benar dan masuk akal,sertantidak keluar dari ajarannagama.karna di keluarga ku msh percaya dgn mitos yg menurut ku kurang masuk akal,bukannya aku ga percaya begitu2an,tp skg jaman moderen harus berfikir dengan benar.. makasih y mba y atas jawabannya😊🙏 aku harus menerima dgn semua jwban dari lain pihak dgn senyuman saja tanpa perlu rasa sakit hati,semoga bisa terlaksanakan😁
Mbak y : Aaammiinn. Mba punya kontrol atas diri sendiri bukan kontrol atas orang lain. Jadi jangan memaksakan utk mengontrol apa yang tdk bisa kita lakukan😉 Tuhanlah yang membolak balik hati manusia. Doakan hal" baik untuk mereka, terus sampaikan ilmu yg mba tahu dengan adab yang baik. Hasilnya....terserah Tuhan ingin bagaimana😘
Mbak siska : Mbak aku coba sharing kalimat yg pernah aku baca “dakwah selembut kapas, sehalus sutra pun, akan terasa setajam duri bagi mereka yg belum siap menerima kebenaran” jd alhamdulillah banget kalo kita udah usaha untuk kasih tau mbak huhuhu
Mbak Y : Ya, tugas kita adalah menyampaikan dengan santun Hasilnya gimana, itu sudah kuasa Tuhan
Mbak sari : Makasih ya mba siska,intinya kita sudah berusaha ya utk memberitau yg
benar, dan hanya meminta kepada tuhan biar dilembutkan hati org tsb
Tanggapan
Mbak Vivi : Apa itu mba "sceptical thinking???
Menunggu jawaban dari Mbak Ayu

4) Menghindari perasaan “sok tahu” saat berbagi ilmu
Nama Lengkap: Tia wachyu s
Pertanyaan: bagaimana cara menularkan adab kepada sekitar kita khususnya yg memang bs dibilang krg memahami adab itu sendiri.Karena terkadang ketika dalam menularkan adab itu, adakalanya kita seolah" dijudge "sok dewasa atau sok ketimuran"
Jawaban utk mba Tia,
Pendapat Y sama seperti yang untuk mba Shelly & mba Suci, lalu tidak usah memikirkan pendapat orang lain karena kita tidak punya kontrol atas orang lain.
Kontrol saja hati dan pikiran diri sendiri, luruskan niat bahwa saat mempraktekkan adab tujuannya supaya semakin dekat dengan Tuhan, semakin bersih kotoran hati dan konsistenlah dalam mempraktekkannya.
Orang lain juga akan bisa membedakan kok mana perbuatan yang memang mengutamakan adab dan mana yang sekedar pencitraan.
Tanggapan Mbak Tia WS : Terima kasih mbak Y atas jawabannya, alhamdulillah smp skrg ini perilaku ini saya terapkan walopun masih saya sesuaikan dgn momennya.Cara dan metode memang berbeda ketika menghadapi keluarga terutama. Intinya ketika kita dlm suatu lingkungan yg (tentunya tdk bs dikontrol oleh kita) sikap menjernihkan hati dan tujuan kita yg lbh kita utamakan ya,mbak..

Nama Lengkap: segarnis dhiasy
Pertanyaan: Saya agak tertampar dg kata2 "bahwa ilmu harus di barengi dengan amal agar bermanfaat bagi orang lain" tapi kadang saya ragu untuk membagikan kpd orang lain yg pertama takut dibilang sok tau, yg kedua takut apa yg saya bagikan itu ternyata kurang pas atau kurang tepat ilmunya... Gmn ya mba?
Jawaban Utk mba Segarnis,
Mencontohkan adab & berbagi ilmu itu kebaikan kan? Tidak perlu banyak ragu dan khawatir saat ingin berbuat kebaikan. Itu godaan yang harus ditumpas habis 😄
Sampaikan apa yang kita tahu walau baru sedikit, sampaikan semampu kita dan bahkan bisa juga kita ajak menuntut ilmu bersama-sama. Jadi punya teman seperjuangan deh, hehehe...

Nama Lengkap: Suci Nur Hidayati
Pertanyaan: Bagaimana cara menghindari sikap yg merasa lebih tahu?
Nama Lengkap: Shelly Marselin Septiana
Pertanyaan: bagaimana ya caranya membersihkan jiwa untuk menghindari perasaan "merasa lebih tahu/lebih paham dibanding org lain" ?
Jawaban :
Pertanyaan mba Shelly & mba Suci yg paling mirip ya 😊
Sikap merasa lebih tahu dlm kehidupan sehari" atau dimanapun itu sebenarnya wajar akan tetapi bisa kok dihindari dan jika sewaktu" dibutuhkan bisa saja menggunakan rasa 'lebih tahu' ini namun pastikan memang harus benar" tahu dg pasti misalnya dg ada bukti" / sumber ilmu yang kompeten dan hindari rasa sombong serta gunakan cara yang santun dalam menyampaikannya.Terutama jika yg kita ajak bicara adalah orangtua kita atau org yg lbh senior dari kita sebagai bentuk penghormatan.

5) Contoh pengamalan ilmu
Nama Lengkap: segarnis dhiasy
Pertanyaan: Bisa kah mba dikasih contoh ilmu yg diamalkan? Apa harus melulu mengajarkan kepada orang lain? Atau cukup.untuk dilakukan diri sendiri?
Jawaban Mbak Y : Sesuaikan saja dengan sikon mba. Contoh sederhananya saat kemarin teman" di kelas ini bertanya tentang cara membuat kontrak belajar dan edit DP utk WA.
Utk yang sudah tahu caranya langsung edit atau yang belum tahu mencari ilmunya melalui internet atau tanya suami lalu mencoba untuk edit sendiri. Ini contoh mengamalkan ilmu untuk diri sendiri.
Lalu memberi tahu tahapan edit kontrak belajar dan foto bahkan disertai dg memberi media untuk memperjelas. Ada juga yang membuatkan template kontrak belajar untuk memudahkan teman" yang masih kesulitan untuk edit sendiri. Ini contoh mengamalkan ilmu untuk orang lain.
Tidak harus dalam 'bentuk' seperti guru dengan murid.. Saling berbagi dengan gaya santai jg bs menjadi ajang mengamalkan ilmu
Tanggapan MbaK Ayu ..mau menanggapi terkait mengamalkan ilmu..
Kalo kita dapet ilmu baru mis tentang riba..trus kebetulan saudara kita melakukannya..mau negur ga enak, belum pas momennya..tp diem aja juga resah melihat sdr melakukan kslahan. Bgmn bagusnya ya mba
Jawaban Tanggapan
Cari momen yang pas, sampaikan dg cara yang bisa diterima saudara dan hindari kesan menggurui. Mba Ayu jg memberikan contoh yang baik tentunya ya.. Bila saudara mba Ayu blm bisa menerima, bisa juga minta tlg pd orang yg dihormati/disegani oleh saudara mba dan lbh didengarkan pendapatnya.
Bisa juga pas ada ceramah di televisi/ajak ikut acara apa gitu yang pembahasannya ttg riba. Jadi penyampai ilmunya adalah orang yang memang kompeten. Msh byk media lain yg bs digunakan untuk menyampaikan ilmu 😘
Contohnya dalam keluarga Y. Suami Y dulu kerja di bank konvensional, Y coba sampaikan kekhawatiran yang Y rasakan. Suami Y tdk serta merta langsung berhenti kerja..namun Y konsisten melakukannya pd momen yg pas. Y jg sampaikan dg cara yang logis & yg bisa diterima suami Y tanpa membuatnya tersinggung termasuk apa yang disampaikan dalam ajaran agama kami ttg riba.
Suatu hari suami Y blg akan berhenti kerja walau belum ada pekerjaan lainnya karena tidak dipungkiri hatinya pun tidak tenang bekerja disana dan suasana kerjanya pun sudah tidak sehat.
Akhirnya kami mantap utk menyampaikan ke ibu Y & mertua dan Masya Allah setelah kami diskusikan termasuk mendengarkan pendapat dan nasihatnya, para orangtua kami menyetujui.
Doa orangtua sangat kami butuhkan saat itu selain usaha suami utk mendapatkan pekerjaan yang lain. Sungguh kami merasakan pertolongan Tuhan saat kami berusaha utk taat pada ajaranNya hingga kini

6) Mengajak anak untuk menuntut ilmu
Nama Lengkap: Rezilia Rahma Audria
Pertanyaan:
a) Ada kalimat, "Adab tidak bisa di ajarkan, Adab hanya bisa ditularkan". Maksudnya bagaimana ya? Apakah berarti anak tidak perlu di ajarkan, hanya dgn melihat org tua saja sbg contoh?
b) Sejak kapan anak bisa diajarkan/diberikan contoh terkait adab menuntut ilmu.
Jawaban
a) Adab, etika, karakter atau tata krama adalah tingkah laku, pola ucapan, pola pikir yang dapat sampai kepada seorang murid dari gurunya jika sang guru dapat memberikan teladan, dapat menjadi panutan bagi para muridnya sehingga apa yang di sampaikan guru tidak hanya berwujud ucapan saja, tapi guru tersebut dapat memberikan contoh secara nyata pada muridnya karena adab yang hanya di ajarkan saja, ilmunya hanya sebagai pengetahuan, tapi adab yang di tularkan lewat tingkah laku nyata, pola ucap dan pola pikir akan lebih dapat di ikuti, ditiru, diteladani oleh para muridnya.
Ilmu yang aplikatif akan mudah untuk di ikuti. nahh...makanya ada kalimat ini
Para ibu lah nanti yang harus mengamalkan ADAB menuntut ilmu ini dengan baik, sehingga anak-anak yang menjadi amanah para ibu bisa mencontoh ADAB baik dari Ibunya.
Maka sudah seharusnya kita memiliki adab yang baik dahulu sebelum menuntut ilmu dan adab yang baik akan mudah ditiru oleh anak, jika sang ibu telah mempraktekkannya serta menularkannya. Bukankah anak adalah peniru ulung? 😉 dia tidak akan salah meniru.
Memberi contoh dengan perbuatan itu lebih baik, lebih utama, lebih bermakna dari pada hanya perkataan".
Menuntut seorang anak agar berakhlak baik, dengan sekedar mengajar/menunjukkan, itu sifatnya tuntutan. Bisa jadi didepan kita baik, eh... dibelakang berubah 180 derajat.
Namun dengan menularkan adab yg baik, akan merasuk ke dalam sanubari dan akan menjadi akhlak yg mulia pada anak.
Adab itu kaitannya dengan akhlak. Akhlak itu ditularkan melalui perilaku suri teladan.Nah sesi 1 Matrikulasi ini bertujuan untuk mengajak kita semua agar memperbaiki akhlak kita terhadap ilmu sebelum melanjutkan ke materi selanjutnya.
b) Adab bisa diajarkan sejak anak bisa bicara. Anak 0-7 tahun meniru apa yang orang dewasa sekitarnya lakukan... jadi ya banyak" memperbaiki adab kita agar bisa menularkan adab kepada anak.
Contoh sederhananya memperlakukan buku dgn baik, diberi sampul supaya rapi & awet, diletakkan ke rak setelah dibaca, jika robek diselotip, bedakan perlakuan buku bacaan dg buku tulis & buku gambar (adab pada sumber ilmu)

7) Lingkungan tidak mendukung untuk beradab baik
Nama Lengkap: via dolo rosa (Via)
Pertanyaan: bagaimana keadaannya jika adab kita sudah baik (disiplin), tetapi justu dari keadaan sendiri (orang sekitar, lingkungan) yang tidak mendukung misal : ngaret, dll serta bagaiman cara agar kita tidak terinfluence hal yang negatif tsb ?
Jawaban
Sabar dan konsisten. Bisa jadi Tuhan menempatkan kita pada lingkungan tersebut supaya kita bisa merubahnya menjadi lebih baik 😎
Tuhan paling tahu seberapa besar kemampuan kita dalam menghadapi tantangan hidup dan kalau kita mengingat masa sekolah dulu, kalau mau naik kelas, harus lulus ujian kan? Tantangan" yg terjadi itu yang menguji kesabaran & konsistensi kita utk mempertahankan adab yang baik.
Bersabar itu kan tdk hanya diam, tapi dengan menjalani sikon yg ada sekaligus terus berinovasi mencari cara yang tepat untuk mengatasi tantangan yang ada.
Contohnya adalah suami Y. Beliau orang yang tepat waktu, bahkan mengusahakan untuk lebih awal bila ada jadwal yang sudah ditentukan. Maka orang disekitarnya sungkan bila bolak balik terlambat saat ada janji dg beliau.
Atau Ibu Septi, saat menjadi narasumber seminar sekaligus peresmian IP Bekasi. Pesertanya blm banyak yang datang tapi sudah jamnya untuk mulai seminar maka panitia mulai seminarnya dengan jumlah peserta yg ada. Para peserta yang dtg terlambat tentu sungkan & kehilangan ilmu yg terlewatkan jd saat sudah menjadi anggota IP Bekasi bila ada acara Ibu lagi tentu berusaha tepat waktu dan kebiasaan tepat waktu juga diterapkan dalam IP berbagai wilayah termasuk Bekasi walau tantangan saat pelaksanaan tentu berbeda" ya...

8) Menumbuhkan rasa mencintai ilmu
Nama Lengkap: Rahma Maulida
Pertanyaan: Saat posisi kita sebagai guru (dari anak-anak di rumah misalnya), bagaimana cara yang efektif untuk menumbuhkan rasa mencintai/haus ilmu?

Nama Lengkap: segarnis dhiasy
Pertanyaan: sebagai manusia ada kala nya semangat membara dan ada kala nya di titik terlemah bagaimana ya mengatasi rasa malas dan jenuh dalam belajar?

Nama Lengkap Nur Fadhilah (Dhila)
Pertanyaan: Bagaimana jika selama proses menuntut ilmu, semangat kita turun. Ghirah sbg pembelajarnya berkurang krn satu dan lain hal masalah pribadi. Bagaimana mengembalikan mood & semangat belajarnya?

Nama Lengkap:Riyanti
Pertanyaan: Mbak bgaimnana kita menumbuhkan rasa semngat belajar dr awal smpe akhr. Biasanya manusia itu dalam suatu hal ada naik turunnya.

Jawaban
Menumbuhkan rasa mencintai ilmu baiknya dg diarahkan utk menyadari kebutuhan akan ilmu.
Kalau mba Rahma haus, apa yg mba lakukan?
Ibaratnya orang yang lapar / haus tentu akan berusaha untuk mendapatkan makanan / minuman kan.. Nah perkuatlah adabnya, supaya usaha / proses untuk mendapatkannya dg cara yang beradab.
Mba Segarnis, mba Dhila & mba Riyanti mewakili pengalaman hidup tiap manusia niy
Belajar adalah proses seumur hidup yang tentu ada berbagai tantangan sebagai proses 'naik kelas' nya. Ingat kembali niat awal belajar itu untuk apa... Bila niatnya blm kuat... Revisi niatnya 😁
Bangunlah niat yg kokoh & bs menjadi penambah semangat untuk belajar di universitas kehidupan ini sehingga saat kita lulus dan mendapat gelar almarhumah nanti kita bisa sukses di akhirat atas pencapaian kita di dunia.

**********************************************
9) Adab terhadap sumber ilmu
Nama Lengkap: Rezilia Rahma Audria
Pertanyaan: Adab terhadap sumber ilmu. Bagaimana jika guru melakukan penggandaan buku/foto copy dgn alasan agar siswa tidak perlu membeli bukunya (agar lbh murah/krn buku sdh tidak terbit) Apa yg perlu dilakukan murid? Sementara terkadang murid sungkan utk menolak perintah guru. (Pengalaman ada sekolah yg seperti ini)

Nama Lengkap Nur Fadhilah (Dhila)
Pertanyaan: Bagaimana jika sumber ilmu (misal : buku) tidak terjangkau oleh kita untuk membelinya/memilikinya, sehingga kita hanya sanggup fotokopi atau sekedar memfoto bagian yg penting. Adab yg baik bagaimanakah?

Nama lengkap : Rasita Amelia Hasnawati
Pertanyaan : Bagaimana jika kita memilih membeli buku yang murah karena harganya yang tidak terjangkau bukan asli dari penulisnya?

Jawaban
Hmmm...
Bisa diteliti baik" buku tsb biasanya ada tuh halaman yg menjelaskan ttg pasal mengenai boleh atau tidaknya buku tsb di copy.
Utk buku yg sdh tdk terbit namun msh digunakan dalam urusan pendidikan sepemahaman Y ada pengecualian sehingga tdk dianggap sebagai pelanggaran hak cipta yang penting cantumkan sumber ilmunya dan tidak untuk komersial. Mungkin ada yg bersedia bantu mencari tahu isi Bab VI UU Hak Cipta pasal 44 ayat 1 poin a?
Utk buku yang mahal banyak cara yg bisa digunakan di jaman teknologi canggih saat ini. Bisa pinjam ke perpustakan bahkan perpustakaan virtual, e-book yg asli jg ada. Sebagai penunjang bs juga baca berbagai artikel di blog/situs yang bersumber pd buku tsb.
Utk bisa membeli buku yang asli, kita bisa menabung. Karena ilmu itu mulia maka hendaknya didapatkan dengan cara yang mulia juga... Itu merupakan kutipan dari kalimat yg pernah Ibu Septi sampaikan.

*******************************************************************
10) Cara Koreksi kesalahan informasi
Nama Lengkap Nur Fadhilah (Dhila)
Pertanyaan: Apa yg hrs dilakukan sbg penyampai ilmu, jika terdapat kesalahan informasi atau miss konsepsi materi yg disampaikan kpd muridnya?
Jawaban : Mhn maaf dan sampaikan yg benar seperti apa seharusnya dengan elegan. Jangan kita biarkan orang yang menerima ilmu jadi 'tersesat' karena gengsi/malu.
Di awal dan diakhir menyampaikan ilmu, bahkan bisa juga diantaranya..Sampaikan bahwa kita sbg penyampai ilmu mhn maaf bila ada kesalahan karena bagaimanapun kita adalah manusia yg bs jd berbuat salah walau sudah mempersiapkan diri sedemikian rupa.
Biasakan ajak para penerima ilmu untuk memberi pertanyaan bahkan saran karena dari sana kita juga jadi belajar dan para penerima ilmu juga jadi merasa dekat dan tidak sungkan. Penerima ilmu yang beradab baik juga tentu tidak akan meremehkan penyampai ilmu 😉
Sebagai penyampai ilmu juga harus selalu introspeksi diri, jernihkan hati dan berdoa pada Tuhan agar dapat menyampaikan kebenaran dengan cara yang benar.

*****************************************************************
11) Korelasi materi dengam NHW yang akan diberikan
Nama Lengkap: surani hijratih
Pertanyaan: apakah isi materi akan berkaitan dengan NHW atau output/ cara kita meresapi materi yg akan digunakan mengerjakan NHW?
Jawaban :“Silakan mba Surani melihat korelasinya dengan sudut pandang mba lalu kita diskusikan, gmn?

************************************************************
12) Teknis pengumpulan NHW
Nama Lengkap: surani hijratih
Pertanyaan : Pada pembahasan mengenai teknis pengumpulan NHW pada poin no. 5: mohon pencerahannya dimanakah sebaiknya mendokumentasikan materi & NHW masing" peserta? Dan apa korelasinya pada kelulusan? Apakah sewaktu" digunakan kembali NHW tsb?
Nama Lengkap: Ria Dwi Lestari
Pertanyaan: mb, maaf. Terkait cara pengumpulan tugasnya gmn ya ? Saya krg paham bgn teknisnya bgmn?

Jawaban Senyamannya teman" saja. Tentu tiap orang punya caranya sendiri"... Mungkin di laptop/PC/catatan di ponsel/tulis tangan/di gdrive dlm bentuk pdf / gdocs, dll.
Saat kelulusan nanti teman" bisa membantu dengan menunjukkan dokumentasi nya bila ada ketidaksesuaian dg hasil rekapan NHW teman".
Utk NHW digunakan kembali atau tidak itu juga kembali kepada pribadi masing". Apakah hanya sekedar memenuhi kewajiban di kelas MIIP6 ini / bersungguh" ingin menerapkannya dlm kehidupan. 😉
Utk teknis pengumpulan NHW ada penjelasannya di GC. Bila masih bingung, bisa tanya KorMing yang bertugas spy dibantu. Jadi baiknya teman" mengingat siapa KorMing yang sedang bertugas, karena tiap pekan berganti orang. Utk pekan 1 ini , KorMing yg bertugas adalah mba Lia @Rasita Amelia

Rabu, 08 Agustus 2018

Materi#1 ADAB MENUNTUT ILMU MIIP Bekasi2

MATERI 1
KELAS MATRIKULASI BATCH #6 INSTITUT IBU PROFESIONAL

Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional

🌹🌹🌹

ADAB MENUNTUT ILMU

Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mengubah perilaku dan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Karena pada dasarnya ilmu menunjukkan kepada kebenaran dan meninggalkan segala kemaksiatan.

Banyak diantara kita terlalu buru-buru fokus pada suatu ilmu terlebih dahulu, sebelum paham mengenai adab-adab dalam menuntut ilmu. Padahal barang siapa orang yang menimba ilmu karena semata-mata hanya ingin mendapatkan ilmu tersebut, maka ilmu tersebut tidak akan bermanfaat baginya, namun barangsiapa yang menuntut ilmu karena ingin mengamalkan ilmu tersebut, niscaya ilmu yang sedikitpun akan sangat bermanfaat baginya.

_Karena ILMU itu adalah prasyarat untuk sebuah AMAL, maka ADAB adalah hal yang paling didahulukan sebelum ILMU_

_ADAB adalah pembuka pintu ilmu bagi yang ingin mencarinya_

Adab menuntut ilmu adalah tata krama (etika) yang dipegang oleh para penuntut ilmu, sehingga terjadi pola harmonis baik secara vertikal, antara dirinya sendiri dengan Sang Maha Pemilik Ilmu, maupun secara horisontal, antara dirinya sendiri dengan para guru yang menyampaikan ilmu, maupun dengan ilmu dan sumber ilmu itu sendiri.

Mengapa para Ibu Profesional di kelas matrikulasi ini perlu memahami Adab menuntut ilmu terlebih dahulu sebelum masuk ke ilmu-ilmu yang lain?

_Karena ADAB tidak bisa diajarkan, ADAB hanya bisa ditularkan_

Para ibu lah nanti yang harus mengamalkan ADAB menuntut ilmu ini dengan baik, sehingga anak-anak yang menjadi amanah para ibu bisa mencontoh ADAB baik dari Ibunya.

🌹 ADAB PADA DIRI SENDIRI
a. Ikhlas dan mau membersihkan jiwa dari hal-hal yang buruk.
Selama batin tidak bersih dari hal-hal buruk, maka ilmu akan terhalang masuk ke dalam hati. Karena ilmu itu bukan rentetan kalimat dan tulisan saja, melainkan ilmu itu adalah “cahaya” yang dimasukkan ke dalam hati.

b. Selalu bergegas, mengutamakan waktu-waktu dalam menuntut ilmu, hadir paling awal dan duduk paling depan di setiap majelis ilmu baik dalam jaringan/daring (online) maupun luar jaringan/luring (offline).

c. Menghindari sikap yang “merasa’ sudah lebih tahu dan lebih paham, ketika suatu ilmu sedang disampaikan.

d. Menuntaskan sebuah ilmu yang sedang dipelajarinya dengan cara mengulang-ulang, membuat catatan penting, menuliskannya kembali dan bersabar sampai semua runtutan ilmu tersebut selesai disampaikan sesuai tahapan yang disepakati bersama.

e. Bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas yang diberikan setelah ilmu disampaikan. Karena sejatinya tugas itu adalah untuk mengikat sebuah ilmu agar mudah untuk diamalkan.

🌹 ADAB TERHADAP GURU (PENYAMPAI SEBUAH ILMU)
a. Penuntut ilmu harus berusaha mencari ridha gurunya dan dengan sepenuh hati, menaruh rasa hormat kepadanya, disertai mendekatkan diri kepada DIA yang Maha Memiliki Ilmu dalam berkhidmat kepada guru.

b. Hendaknya penuntut ilmu tidak mendahului guru untuk menjelaskan sesuatu atau menjawab pertanyaan, jangan pula membarengi guru dalam berkata, jangan memotong pembicaraan guru dan jangan berbicara dengan orang lain pada saat guru berbicara. Hendaknya penuntut ilmu penuh perhatian terhadap penjelasan guru mengenai suatu hal atau perintah yang diberikan guru. Sehingga guru tidak perlu mengulangi penjelasan untuk kedua kalinya.

c. Penuntut ilmu meminta keridhaan guru, ketika ingin menyebarkan ilmu yang disampaikan baik secara tertulis maupun lisan ke orang lain, dengan cara meminta ijin. Apabila dari awal guru sudah menyampaikan bahwa ilmu tersebut boleh disebarluaskan, maka cantumkan/sebut nama guru sebagai bentuk penghormatan kita.

🌹 ADAB TERHADAP SUMBER ILMU
a. Tidak meletakkan sembarangan atau memperlakukan sumber ilmu dalam bentuk buku ketika sedang kita pelajari.

b. Tidak melakukan penggandaan, membeli dan mendistribusikan untuk kepentingan komersiil, sebuah sumber ilmu tanpa ijin dari penulisnya.

c. Tidak mendukung perbuatan para plagiator, produsen barang bajakan, dengan cara tidak membeli barang mereka untuk keperluan menuntut ilmu diri kita dan keluarga.

d. Dalam dunia daring (online), tidak menyebarkan sumber ilmu yang diawali kalimat “copas dari grup sebelah” tanpa mencantumkan sumber ilmunya dari mana.

e. Dalam dunia daring (online), harus menerapkan “sceptical thinking” dalam menerima sebuah informasi. Jangan mudah percaya sebelum kita paham sumber ilmunya, meski berita itu baik.

Adab menuntut ilmu ini akan erat berkaitan dengan keberkahan sebuah ilmu, sehingga mendatangkan manfaat bagi hidup kita dan umat.

Referensi :

_Turnomo Raharjo, Literasi Media & Kearifan Lokal: Konsep dan Aplikasi, Jakarta, 2012._

_Bukhari Umar, Hadis Tarbawi (pendidikan dalam perspekitf hadis), Jakarta: Amzah, 2014, hlm. 5_

_Muhammad bin sholeh, Panduan lengkap Menuntut Ilmu, Jakarta, 2015_


NHW #2 : CHECKLIST INDIKATOR PROFESIONALISME PEREMPUAN

* NICE HOME WORK # 2 *  Bunda, setelah pemahaman awal menjadi Ibu Profesional, Kebanggaan Keluarga. Pekan ini kita akan diajarkan membu...