Kamis, 12 Maret 2015

RUBRIK TAFSIR ODOJERS

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Edisi Sepuluh
Jum’at, 13 Maret 2015
🌀Tafsir Surah al Baqarah ayat 26
إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ ۖ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلًا ۘ يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا ۚ وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلَّا الْفَاسِقِينَ (26)
"Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?". Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik" {26}
📃Tafsiran ayat 26📃
Berkata Saddi dalam tafsirnya, dari ibnu Mas’ud, dari sejumlah sahabat : ketika Allah menjadikan dua perumpamaan ini bagi orang munafik (lihat pada surat al-baqarah ayat 17-19), berkatalah orang munafik, “Allah-lah yang maha tinggi dan maha besar dengan perumpamaan ini.” Maka Allah menurunkan ayat ini hingga akhir ayat ( هُمُ الْخَاسِرُون) -maksudnya ayat 26 dan 27 al baqarah-
Dari Ma’mar, Dari Qotadah : ketika Allah menyebutkan laba-laba dan lalat sebagai perumpamaan, berkatalah orang-orang musyrik, “Apa hubungannya antara laba-laba dan lalat?” Maka Allah menurunkan ayat ( إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا)
Dari Said, dari Qotadah : sesungguhnya Allah tidak segan menyebutkan sesuatu demi kebenaran, baik itu kecil maupun besar. Dan ketika Allah menyebutkan lalat dan laba-laba dalam kitab-Nya, berkatalah orang sesat, “Apa maksud Allah menyebutkan hal ini!?” Maka Allah menurunkan ayat ( إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا)
Dari Rabi’ bin Anas : ini perumpamaan yang Allah jadikan untuk menggambarkan dunia. Karena nyamuk akan tetap hidup ketika lapar dan apa bila telah kenyang maka dia akan mati.
Begitu juga halnya bagi orang-orang yang Allah tujukan perumpamaan ini untuk mereka, apabila jiwa mereka telah dipenuhi kesenangan dunia, maka disitu Allah akan mencabut segalanya dan mengazab mereka. Allah berfirman {“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa”} QS. Al-An’am 44
Ada perbadaan mengenai asbabunnuzul, dan Ibnu Jarir lebih memilih apa yang telah diriwayatkan Saddi karena lebih menyentuh dengan isi surat.
📝Makna ayat📝
Maksud dari (إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي)
{“Sesungguhnya Allah tiada segan”} adalah tidak enggan dan takut membuat perumpamaan apapun itu, baik kecil maupun besar.
Sedangkan makna (فَمَا فَوْقَهَا)
{“atau yang lebih rendah dari itu”} ada dua pendapat disini.
🔹Pertama, sesuatu yang lebih rendah dan lebih tercela (dari nyamuk). Ini pendapat al-Kisai dan Abu Ubaid.
🔹Sedangkan pendapat yang kedua, menunjukkan sesuatu yang lebih besar (dari nyamuk). Qatadah dan Ibnu jarir lebih memilih pendapat ini, atas dasar tidak ada yg lebih hina dan rendah dari nyamuk.
(إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا)
{“Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu”}
Mujahid berkata terkait firman Allah diatas, baik perumpamaan itu kecil maupun besar, orang mukmin akan mengimaninya dan menyakini bahwasanya itu adalah kebenaran dari Allah dan Allah akan memberi hidayah dengannya.
(فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ)
{“Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka”}
Menurut Qotadah, mereka adalah orang-orang yang mengetahui bahwasanya perumpamaan itu merupakan Kalamullah.
(وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلًا)
{“tetapi mereka yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?”}
Abu aliyah berkata : Allah berfirman dalam surat muddasir ayat 31.
“….supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): “Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya….”
Dari Ibnu Mas’ud dari banyak sahabat: maksud (يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا)
{“dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah”}
yakni orang munafik, maka Allah menambah kesesatan mereka disamping kesesatan mereka yang telah ada. Sebab kedustaan mereka dengan apa yang mereka ketahui dari perkara yang haq dari Allah.
Sedangkan maksud (وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا)
{“Dan dengan perumpamaan itu pula banyak orang yang diberi-Nya petunjuk”}
yakni orang mukmin yang dengan perumpamaan itu dapat menambah hidayah dan keimanan mereka disamping keimanan yang telah ada di hati mereka.
Abu aliyah berkata :
Maksud ayat (وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلَّا الْفَاسِقِينَ) {“Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik”} adalah ahli nifaq.
Sedangkan menurut Mujahid dari Ibnu abbas adalah orang kafir yang mengetahui adanya Allah tetapi mereka kufur.
Menurut Qotadah mereka adalah orang fasik, maka Allah menyesetkan mereka karena kefasikan mereka.
Menurut mus’ab bin sad dari sad, yg dimaksud ayat adalah khawarij.
Allah tidak pernah mengganggap remeh susuatu hal untuk dijadikan perumpamaan, walaupun dari sesuatu yg hina dan rendah seperti nyamuk. Sebagaimana Allah tidak enggan menciptakannya maka Allah tidakkan enggan menjadikannya sebuah perumpamaan.
Dalam Al-qur’an terdapat banyak sekali ayat yang berisikan perumpamaan, diantaranya, [Al-hajj:73] [al-ankabut:41] [Ibrahim:24-27] [An-nahl:75-76] [Ar-rum:29] [Az-zumar:29] dan banyak lagi.
Kaum salaf berkata: “jika kami mendengar perumpamaan dalam Al-qur’an dan kami tidak dapat memahaminya maka kami akan menangis, Karena Allah telah berfirman “Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.” QS. Al-ankabut : 43
Disarikan dari:
📚 Tafsir al-qur’an al-azhim
Posted By:
📚Tim Tafsir divisi TSI-PSDM ODOJ
RTO/10/13/03/2015/divisiTSIPSDMODOJ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NHW #2 : CHECKLIST INDIKATOR PROFESIONALISME PEREMPUAN

* NICE HOME WORK # 2 *  Bunda, setelah pemahaman awal menjadi Ibu Profesional, Kebanggaan Keluarga. Pekan ini kita akan diajarkan membu...